Pada dasarnya konektivitas dalam sebuah jaringan terbagi dua, yakni client – client atau biasa dikenal peer-to-peer dan client – server. Perbedaannya terletak dari konfigurasi ip address dan transfer data, pada jaringan peer-to-peer umumnya pengaturan ip address dilakukan static dan pada kelas serta subnneting yang sama dan transfer data dilakukan dengan cara sharing satu sama lainnya sedangkan pada jaringan client – server lebih luas lagi, bisa jadi server memberikan layanan DHCP untuk setiap client yang terhubung dalam jaringan dan memberikan pelayanan administrasi server yang lainnya seperti ftp, dns, samba, mail, dan sebagainya.
Pada kesempatan kali ini penulis akan coba berbagi mengenai simulasi jaringan
client – serverdimana element dari jaringan yang akan dibangun adalah koneksi internet, mikrotik router, server (linux debian), dan satu buah komputer client (windows xp). Dan dibawah ini simulasi atau gambaran dari jaringan yang akan dibuat:

Sedikit deskripsi mengenai gambaran simulasi diatas, mula-mula koneksi internet dari modem masuk ke ether1 mikrotik dan mikrotik menerima ip address DHCP dari modem. Kemudianether3 pada mikrotik disambungkan ke debian server dengan ip address 192.168.0.65/26 – 192.168.0.66/26 (ip debian server) kemudian ether2 pada mikrotik disambungkan ke windows client dengan ip address 192.168.0.1/26 – 192.168.0.2/26 (ip windows client) dengan demikian antara windows client dengan debian server dan mikrotik sudah satu segemen ip address pada kelas C dengan netmask address 255.255.255.192 yang artinya dalam jaringan diatas satu kelas C dibuat menjadi 4 broadcasting. Selanjutnya pengaturan firewall pada mikrotik untuk menghubungkan debian server dan windows client ke internet melalui ether1, sampai disini untuk deskripsi dan kita lanjutkan pada pengaturan masing-masing perangkat yang digunakan.
# Pengaturan Mikrotik
Untuk melakukan pengaturan pada mikrotik biasanya dilakukan dengan menggunakan sebuah tools baawannya, yakni winbox. Dengan menggunakan winbox kita dapat melakukan setting ulang mikrotik dengan mudah. Jadi kita sepakati pada tutorial kali ini kita menggunakan winbox sebagai tools untuk mengatur mikrotik. Berikut langkah-langkah pengerjaannya:
1. Masuk ke mikrotik dengan winbox sesuai user dan password yang telah dibuat, untuk pengaturan awal ketika kita menggunakan winbox yang akan muncul adalah MAC Addressdengan ip address 0.0.0.0. Kita pilih MAC Addressnya lalu login, dan untuk itu komputer yang digunakan untuk mengaksesnya harus disetting dengan ip address static (sembarang pun tak masalah) dengan user “admin” tanpa tanda petik dan password kosong.
2. Masuk ke menu
IP > DHCP Client untuk menerima IP Address DHCP dari modem dengan demikian dapat terhubung ke internet. Akan muncul kotak pengaturan DHCP Client, klik tombol tanda “
+” warna
merah kemudian pada bagian interface masukan
ethernet yang digunakan (dalam kasus ini
ether1) lalu klik tombol “
Apply”. Akan secara otomatis menambahkan konfigurasi DHCP Client pada
ether1, lihat gambar dibawah ini:

3. Untuk memberikan IP Address pada
ether2 dan
ether3 buka menu
IP > Addresses kemudian klik tombol tanda “
+” setelah itu masukan konfigurasi IP Address yang telah direncanakan dan pilih
ether2 lalu klik tombol “
Apply”. Lihat gambar untuk lebih jelasnya:

Lakukan hal yang sama untuk konfigurasi IP Address pada
ether3, berikut gambar jelasnya:

4. Pada artikel kali ini kita akan coba membuat sebuah
DHCP Server untuk memberikan IP Address pada setiap komputer client, karena memang dalam standar jaringan memang sepatutnya seperti itu (setiap client meneria IP Address DHCP dari server). Masih dalam mikrotik masuk ke menu
IP > DHCP Server kemudian klik tombol
DHCP Setup, akan muncul jendela DHCP Setup dan disini kamu diminta untuk memasukan pada ethernet berapa akan diberikannya IP Address secara DHCP tersebut, karena dalam kasus ini komputer client terhubung ke mikrotik melalui
ether2 maka kita pilih
ether2 untuk akses DHCP Server lalu klik tombol “
Next”.

Pada tampilan jendela berikutnya kamu dimina memasukan
network yang akan digunakan pada DHCP Server, kembali melihat konfigurasi IP Address yang telah disusun lalu sesuaikan dengan network pada
ether2 mikrotik. Lihat gambar dibawah ini untuk lebih jelasnya lalu klik “
Next” setelah selesai.

Jendela berikutnya adalah jendela
gateway, disini kamu diminta ketika nanti setelah setiap komputer client mendapatkan IP Address dari DHCP Server, IP Address mana yang akan dijadikan sebagai gateway, tetap ikuti contoh masukan IP Address sesuai dengan IP pada
ether2 mikrotik.

Jendela selanjutnya adalah
range atau renggang IP Address yang akan diberikan pada setiap komputer client tentu hal ini harus satu segment pada satu kelas IP Address.

Untuk jendela berikutnya adalah jendela
DNS Server, secara otomatis akan terbentu DNS Server yang sama dengan yang diberikan modem atau internet, biarkan default dan klik tombol “
Next”.

Terakhir
Lease Time biarkan secara default dan klik tombol “
Next”.

Selesai untuk DHCP Server.
5. Berikutnya pengaturan Firewall pada mikrotik, yang kita perlukan adalah menambahkan NAT Rule untuk setiap segment pada jaringan. Dengan demikian setiap komputer yang satu segemen atau katakanlah berada dalam jaringan tersebut dengan IP Address yang sesuai akan dapat mengakses internet dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Masuk ke menu
IP > Firewall > tab NAT lalu klik tombol “
+” pertama untuk
ether2 terlebih dahulu yang mana kita gunakan sebagai jalur DHCP Server, dengan demikian kita perlu memasukan
network id pada bagian
Src. Address agar setiap komputer client dengan konfigurasi DHPC Server tersebut dapat ikut terhubung. Dan pada kolom
Chain masukan
srcnatitu untuk
tab General. Sekarang masuk ke
tab Action dan pilih
masquerade setelah selesai klik tombol “
Apply” lalu “
Ok”.


Terakhir NET Rule untuk
ether3 yakni yang terhubung pada pada komputer server. Masih tetap memasukan pilihan
srcnat pada bagian
Chain dan
IP Address tujuan pada bagian
Src. Addressdalam kasus ini IP Address komputer Debian Server
192.168.0.66 lalu pada
tab Action pilih opsi yang sama, yakni
masquerade. Klik tombol “
Apply” lalu klik
“Ok”.


6. Selesai untuk pengaturan Mikrotik sampai disini.
# Pengaturan Windows Client
Pada pengaturan Windows Client kita tidak akan terlalu mendapatkan kesulitan karena kita hanya perlu menerima IP Address secara otomatis yang telah diberikan mikrotik tadi. Masuk ke pengaturan
Network Connection, klik
Start Button > Control Panel > Network Connectionkamu akan melihat kartu jaringan yang aktif, sebelumnya buat
disable terlebih dahulu supaya nantinya tidak terjadi error kemudian
Klik Kanan > Properties > Internet Protocol (TCP/IP) > Properties > Obtain an IP address automatically > Obtain DNS server address automatically > Ok. Setelah selesai buat
enable atau nyalakan kembali kartu jaringan yang tadi, bisa dilakukan dengan
double click atau
klik kanan > enable.

# Pengaturan Debian Server
Sama halnya pada Windows Client, kita dalam pengaturan Debian Server kali ini hanya melakukan konfigurasi untuk IP Address static agar bisa terhubung pada Mikrotik, jaringan, dan internet. Masuk atau login dengan super user atau root, edit file interfaces pada direktori /etc/network/dengan perintah :
# nano /etc/network/interfaces
Untuk scriptnya bisa ikuti script dibawah ini yang sudah penulis sesuaikan dengan kondisi jaringan yang digunakan dalam tutorial ini :
# This file describes the network interfaces available on your system # and how to activate them. For more information, see interfaces(5). # The loopback network interface auto lo iface lo inet loopback # The primary network interface auto eth0 iface eth0 inet static address 192.168.0.66 netmask 255.255.255.192 network 192.168.0.64 broadcast 192.168.0.127 gateway 192.168.0.65 # dns-* options are implemented by the resolvconf package, if installed dns-nameservers 192.168.0.65 192.168.0.66 8.8.8.8 8.8.4.4 dns-search teknikinformatika.net |
Restart konfigurasi interfaces dengan perintah:
#/etc/init.d/networking restart
Lihat hasil konfigurasi tadi dengan perintah :
ifconfig eth0 eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 08:00:27:79:38:1e inet addr:192.168.0.66 Bcast:192.168.0.127 Mask:255.255.255.192 inet6 addr: fe80::a00:27ff:fe79:381e/64 Scope:Link UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1 RX packets:112 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0 TX packets:235 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0 collisions:0 txqueuelen:1000 RX bytes:12927 (12.6 KiB) TX bytes:23777 (23.2 KiB) |
Beres untuk pengaturan IP Address pada Debian Server tahap selanjutnya adalah uji jaringan dengan PING.
# Pengujian Jaringan
Setelah selesai dengan semua konfigurasi jaringan dari mulai konfigurasi untuk Mikrotik, Windows Client, serta Debian Server kini tiba saatnya kita melakukan uji coba atas konfigurasi yang telah dilakukan. Disini kita akan coba melakukannya dengan perintah PING.
PING dari Windows Client ke IP Mikrotik ether2
C:\Documents and Settings\Sandi Mulyadi>ping 192.168.0.1 Pinging 192.168.0.1 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.0.1: bytes=32 time=6ms TTL=64 Reply from 192.168.0.1: bytes=32 time=2ms TTL=64 Reply from 192.168.0.1: bytes=32 time=2ms TTL=64 Reply from 192.168.0.1: bytes=32 time=3ms TTL=64 Ping statistics for 192.168.0.1: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 2ms, Maximum = 6ms, Average = 3ms |
PING dari Windows Client ke IP Mikrotik ether3
C:\Documents and Settings\Sandi Mulyadi>ping 192.168.0.65 Pinging 192.168.0.65 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.0.65: bytes=32 time=1ms TTL=64 Reply from 192.168.0.65: bytes=32 time=2ms TTL=64 Reply from 192.168.0.65: bytes=32 time=2ms TTL=64 Reply from 192.168.0.65: bytes=32 time=3ms TTL=64 Ping statistics for 192.168.0.65: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 1ms, Maximum = 3ms, Average = 2ms |
PING dari Windows Client ke IP Debian Server
C:\Documents and Settings\Sandi Mulyadi>ping 192.168.0.66 Pinging 192.168.0.66 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.0.66: bytes=32 time=9ms TTL=63 Reply from 192.168.0.66: bytes=32 time=7ms TTL=63 Reply from 192.168.0.66: bytes=32 time=5ms TTL=63 Reply from 192.168.0.66: bytes=32 time=3ms TTL=63 Ping statistics for 192.168.0.66: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 3ms, Maximum = 9ms, Average = 6ms |
PING dari Windows Client ke www.google.co.id
C:\Documents and Settings\Sandi Mulyadi>ping www.google.co.id Pinging www.google.co.id [118.98.111.35] with 32 bytes of data: Reply from 118.98.111.35: bytes=32 time=48ms TTL=125 Reply from 118.98.111.35: bytes=32 time=46ms TTL=125 Reply from 118.98.111.35: bytes=32 time=47ms TTL=125 Reply from 118.98.111.35: bytes=32 time=42ms TTL=125 Ping statistics for 118.98.111.35: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 42ms, Maximum = 48ms, Average = 45ms |
Dari hasil perintah uji jaringan tersebut kita dapat simpulkan jika konfigurasi yang kita lakukan sejauh ini telah berhasil pada Windows Client.
PING dari Debian Server ke IP Mikrotik ether3
sandimulyadi@tinet:~$ ping 192.168.0.65 -c 4 PING 192.168.0.65 (192.168.0.65) 56(84) bytes of data. 64 bytes from 192.168.0.65: icmp_req=1 ttl=64 time=2.09 ms 64 bytes from 192.168.0.65: icmp_req=2 ttl=64 time=2.56 ms 64 bytes from 192.168.0.65: icmp_req=3 ttl=64 time=4.03 ms 64 bytes from 192.168.0.65: icmp_req=4 ttl=64 time=3.56 ms --- 192.168.0.65 ping statistics --- 4 packets transmitted, 4 received, 0% packet loss, time 3005ms rtt min/avg/max/mdev = 2.094/3.063/4.031/0.771 ms |
PING dari Debian Server ke IP Mikrotik ether2
sandimulyadi@tinet:~$ ping 192.168.0.1 -c 4 PING 192.168.0.1 (192.168.0.1) 56(84) bytes of data. 64 bytes from 192.168.0.1: icmp_req=1 ttl=64 time=2.26 ms 64 bytes from 192.168.0.1: icmp_req=2 ttl=64 time=1.94 ms 64 bytes from 192.168.0.1: icmp_req=3 ttl=64 time=2.11 ms 64 bytes from 192.168.0.1: icmp_req=4 ttl=64 time=3.72 ms --- 192.168.0.1 ping statistics --- 4 packets transmitted, 4 received, 0% packet loss, time 3007ms rtt min/avg/max/mdev = 1.943/2.510/3.725/0.711 ms |
PING dari Debian Server ke www.google.co.id
sandimulyadi@tinet:~$ ping www.google.co.id -c 4 PING www.google.co.id (118.98.30.98) 56(84) bytes of data. 64 bytes from 98.subnet118-98-30.astinet.telkom.net.id (118.98.30.98): icmp_req=1 ttl=61 time=44.5 ms 64 bytes from 98.subnet118-98-30.astinet.telkom.net.id (118.98.30.98): icmp_req=2 ttl=61 time=46.7 ms 64 bytes from 98.subnet118-98-30.astinet.telkom.net.id (118.98.30.98): icmp_req=3 ttl=61 time=134 ms 64 bytes from 98.subnet118-98-30.astinet.telkom.net.id (118.98.30.98): icmp_req=4 ttl=61 time=46.1 ms --- www.google.co.id ping statistics --- 4 packets transmitted, 4 received, 0% packet loss, time 3004ms rtt min/avg/max/mdev = 44.503/68.081/134.900/38.587 ms |
Dilihat dari hasil perintah uji coba jaringan dengan perintah PING diatas menunjukan bahwa jaringan juga sudah dapat berjalan dengan normal tanpa kendala juga pada Debian Server. Dengan demikian dapat dikatakan jika konfigurasi yang telah kita lakukan ini sudah berhasil sejauh ini.
Sekian untuk tutorial pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat dan mohon maaf apabila ada kekurang jelasan selama penulisan By Azure