Al-Qur'an dalam bidang Astronomi, sudah terbukti secara ilmiah pada beberapa ayatnya yang mengarah pada Ilmu Pengetahuan di bidang Astronomi. Selain dalam bidang Astronomi, pada semua bidang ilmu pengetahuan yang menyangkut pada untaian ayat-ayat Al-Qur'an juga sudah terbukti secara ilmiah dan para ilmuanlah yang membenarkan pernyataan pada ayat-ayat Al-Qur'an. Hal itu, menunjukan bahwa Kitab Al-Qur'an adalah wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui pelantara malaikat Jibril terbukti memang benar petunjuk dari Tuhan Semesta Alam, yakni Allah SWT dan tiada Tuhan selain Dia.
Berikut dibawah ini adalah pengetahuan pada Al-Qur'an dalam bidang Astronomi, yaitu adalah :
Penciptaan Alam Semesta"Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu." (Q.S. Al-An'am:101)Pada keterangan ayat Al-Qur'an di atas menunjukan bahwa sesuatu yang ada pada alam semesta dan bumi mempunyai asal mula, dan tidak akan ada melainkan ada keterkaitannya dengan Sang Pencipta (Tuhan). Dan pada keduanya (langit dan bumi) adalah satu (padu) yang dipisahkanlah pada kejadian asal mulanya alam semesta diciptakan. Seperti halnya kita telah mempelajari di sekolah mengenai teori Big Bang. Ilmuan menggunakan teori Big Bang pada asal mulanya alam semesta yang disimpulkan bahwa keseluruhan alam semesta ini, dan pada segi dimensi materi dan waktu itu muncul menjadi ada karena adanya hasil dari suatu ledakan besar yang terjadi dalam sekejap, membentuk kesegala penjuru jagad raya alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Ilmuan modern, kini menyetujui bahwa satu-satunya yang dapat menjelaskan terjadinya alam semesta ada itu adalah teori Big Bang.
Sebelum kejadian teori Big Bang, sebelumnya tidak ada namanya materi, energi, dan waktu yang tadinya dari kondisi ketiadaan. Kenyataan ini ditemukan oleh seorang ahli fisika modern yang sudah diberitahukan dalam ayat Al-Qur'an pada jaman dulu 1.400 tahun lalu.
Satelit ruang angkasa COBE milik NASA yang diluncutkan pada tahun 1992, berhasil menangkap sisa-sisa radiasi hasil ledakan Big Bang pada sensornya. Pada penemuan ini membuktikan bahwa asal mula alam semesta ini terjadi karena adanya ledakan Big Bang, dijelaskan secara ilmiah dengan fakta bahwa alam semesta dari ketiadaan menjadi ada karena diciptakan.
Pemisahan Langit dan BumiMari kita telaah baik-baik mengenai ayat Al-Qur'an yang sudah diterjemahkan dibawah ini :
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Q.S. Al-Anbiyaa:30)Penjelasan mengenai ayat Al-Qur'an pada surat Al-Anbiyaa ayat 30 yaitu, bahwa kata "ratq" diterjemahkan (suatu yang padu), dugunakan merujuk pada dua zat yang berbeda, membentuk suatu kesatuan. Pada kalimat (Kami pisahkan antara keduanya) yaitu adalah terjemahan kata Arab "fataq" yang bermakna sesuatu yang meuncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari kata "ratq". Jadi pada ayat tersebut bahwa langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq", keduanya lalu dipisahkan "fataqa" satu sama lain.
Ketika mengingat kembali tahap awal yang dijelaskan di atas mengenai peristiwa teori Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi keseluruh materi yang ada di alam semesta, dengan kata lain segala sesuatu juga termasuk langit dan bumi pada saat itu keduanya belumlah tercipta, dan yang terkandung dalam titik tunggal masih keadaan "ratq". Titik Tunggal ini meledak sangat hebat (besar) sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk kata "fataqa" artinya (terpisah), serta dalam rangkaian peristiwa itu bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk. Jika kita bandingkan pada penjelasan ayat Al-Qur'an dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar sesuai. Dan yang lebih menarik lagi, penemuan-penemuan pada teori ini belum ditemukan sebelumnya pada abad ke-20.
Pengembangan Alam Semesta"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Q.S. Adz-Dzaariyaat:47)Pada kata "langit", yang dikatakan pada ayat Al-Qur'an ini, digunakan di banyak tempat dalam Al-Qur'an dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Dengan kata lain, yang dikatakan dalam Al-Qur'an bahwa alam semesta "mengalami perluasan atau mengembang", yang Alhamdulillah, para ilmuan modern masa kini membenarkan pernyataan Al-Qur'an.
Dulu, hingga awal pada abad ke-20, di dunia ilmu pengetahuan, menurut mereka pandangan satu-satunya pada umumnya bahwa alam semesta itu bersifat teta[ dan telah ada sejak dahulu kala tanpa ada asal mula atau permulaan. Akan tetapi, para peneliti, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan oleh para ilmuan dengan menggunakan teknologi modern ini, mengungkapkan bahwa sesungguhnya alam semesta itu memiliki permulaan dan ia (alam semesta) terus-menerus mengembang.
Seorang ahli fisikawan Rusia, Alexander Friendmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, awal abad ke-20 menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Hal ini kebenarannya telah dibuktikan dan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, ketika mengamati langit, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus menerus bergerak saling menjauhi. Jadi, sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak saling menjauhi satu sama lain yang, artinya bahwa alam semesta itu secara terus-menerus berkembang. Semakin lama pengamatan yang ia lakukan, pada tahun-tahun berikutnya ia mendapatkan sebuah fakta bahwa alam semesta memang terus mengembang.
Garis EdarPerhatikan pada tiga ayat Al-Qur'an dibawah ini :
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Q.S. Al-Anbiyaa:33)
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Q.S. Adz-Dzaariyaat:7)
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Yaa'Siin:38)
Sebuah kenyataan dalam ayat Al-Qur'an yang merujuk pada garis edar atau pada kalimat "demi langit yang mempunyai jalan-jalan". Sebuah fakta ini telah ditemukan melalui pengamatan astronimi di zaman kita (modern). Menurut perhitungan para ahli astronomi, selain benda-benda angkasa dan planet yang mempunyai garis edar sendiri, matahari juga mempunyai garis edar seperti halnya benda-benda angkasa lainnya yang disebut dengan Solar Apex, bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km/jam ke arah bintang Vega. Hal ini, menunjukan matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 km dalam sehari. Matahari, sema planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini dan juga semua bintang alam semesta berada dalam suatu gerakan yang sama.
Adanya bermilyar-milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang, sebagian besar pada bintang itu terdapat juga planet, dan juga sebagian besar pula planet-planet itu mempunyai satelit sendiri atau yang disebut dengan bulan. Semua benda angkasa yang terdapat di alam semesta ini mempunyai garis edarnya sendiri dan masing-masing peredarannya diperhitungkan dengan sangat teliti. Dan semua masing-masing benda angkasa itu seolah seperti berenang sepanjang garis edarnya dengan serasi dan teratur bersama dengan benda angkasa lainnya. Intinya, kesemua galaksi beserta benda-benda angkasa lainnya bergerak dalam garis edarnya, yang masing-masing itu tidak satupun bergerak memotong lintasan lain hingga bertabrakan dengan yang lain.
Bentuk Bumi Bulat"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (Az-Zumar:5)
Kata Arab yang diterjemahkan dengan arti "menutupkan" dalam ayat di atas adalah "takwir". Sedangkan dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan suatu pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar seperti halnya kain surban yang dipakai pada kepala.
Pada keterangan ayat Al-Qur'an di atas menerangkan tentang terjadinya siang dan malam yang saling begantian, menutup satu salam lainnya yang berisi keterangan tepat mengenai bentuk bumi. Jadi, pernyataan ini hanya benar bahwa jika bentuk bumi bulat. Yang artinya, bahwa keterangan pada ayat Al-Qur'an ini menunjukan bahwa planet bumi itu adalah bulat. Keterangan pada ayat Al-Qur'an ini ada pada abad ke-7, yang dahulunya bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Dan informasi yang diberikan AL-Qur'an masa lalu benar-benar memang bersumber dari Sang Maha Kuasa yakni Allah SWT, tiada Tuhan selain Dia.
Atap (Langit) Yang Terpelihara
"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya." (Q.S. Al-Anbiyaa:32)
Pada abad ke-20, sifat pada langit telah dibuktikan oleh para peneliti ilmiah, bahwa atmosfir bumi yang menyelimuti bumi berperan sangat penting bagi kehidupan dibumi. Fungsi atmorfir bumi adalah untuk menghancurkan sejumlah meteor atau benda luar angkasa yang seberapa besar atau kecilnya ketika benda itu mendekati bumi, dan mencegah benda tersebut jatuh ke permukaan bumi secara utuh atau mencegah benda angkasa itu sampai kepermukaan bumi yang dapat membahayakan makhluk di bumi.
Selain itu atmosfir juga berguna untuk menyaring sebuah sinar-sinar dari luar angkasa yang membahayakan kehidupan di bumi. Memantulkan sinar-sinar yang berbaya bagi kehidupan di bumi dan membiarkan sinar-sinar yang tidak berbahaya dan berguna untuk kehidupan dibumi masuk.
Selain adanya atmosfir bumi yang berguna untuk kelangsungan makhluk hidup dibumi, ada juga yang disebut Sabuk Van Allen, yaitu suatu lapisan yang tercipta akibat keberadan medan magnet bumi, berperan untuk perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet bumi kita ini. Bila mana Sabuk Van Allen ini tidak ada, tidak akan ada namanya kehidupan di muka bumi. Hal itu dikarenakan tanpa adanya Sabuk Van Allen, sebuah semburan energi raksasa yang disebut jilatan api dari matahari yang terjadi bekali-kali, akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.
Langit Yang Mengembalikan"Demi langit yang mengandung hujan." (Q.S. Ath-Thariq:11)Arti kata "mengandung hujan" pada ayat ini, dalam terjemahan Al-Qur'an juga bermakna "mengirim kembali" atau "mengembalikan".
Seperti halnya yang telah kita ketahui pada atmosfir bumi yang melingkupi bumi dan terdiri sejumlah lapisan-lapisan. Pada setiap lapisan itu memiliki peran penting bagi kehidupan dan kebutuhan makhluk hidup dibumi. Para ilmuan mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan sinar atau benda-benda yang mereka terima ke ruang angkasa atau ke bumi. Dibawah ini adalah beberapa nama-nama dan fungsi lapisan-lapisan yang melingkupi bumi, yaitu :
- Lapisan Troposfir, pada ketinggian 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, yang dapat membuat uap air yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan.
- Lapisan Ozon, pada ketinggian 25 km, berfungsi untuk memantulkan radiasi berbahaya dan sinar Ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang angkasa.
- Ionosfir, berfungsi memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup jauh.
- Lapisan magnet memantulkan kembali partikel-partikel radioaktif berbahaya yang dipancarkan Matahari dan bintang-bintang lainnya ke ruang angkasa sebelum sampai ke Bumi.
Sifat lapisan-lapisan langit di atas hanya dapat ditemukan atau dikemukakan secara ilmiah di masa modern ini, telah dinyatakan berabad-abad lalu di dalam Al Qur'an. Hal ini menunjukan bahwa memang sudah terbukti akan kebenarannya dan Al Qur'an adalah firman Allah Tuhan Semesta Alam.
Referensi : keajaibanalquran.com