Showing posts with label Tan Malaka. Show all posts
Showing posts with label Tan Malaka. Show all posts

Wednesday, December 4, 2013

Download ebook Serikat Islam Semarang dan Onderwijs 1921 pdf


Download ebook pdf Serikat Islam Semarang dan Onderwijs - Tergopoh-gopoh kita mengeluarkan buku ini, yang maksudnya hendak menggambar dan menuliskan percobaan Onderwijs, yang rasanya cocok dengan keperluan dan cita-cita Rakyat, yang melarat.

Hampir semua lid SI Semarang kenal sama SI school. Mereka yang hampir pada tiap-tiap vergadering mendengarkan propaganda yang berhubungan dengan sekolah tiu, tentulah akan lebih suka lagi, kalau mempunyai suatu buku, yang lebih jelas menerangkan keadaan serta hal ikhwalnya sekolah itu. Dengan buku itu kita bisa pula mengumumkan haluan SI school dimana-mana , juga pada tempat-tempat yang sudah setuju dengan Semarang.

Buku ini tentu belum sempurna, sebab sekolah SI masih baru sekali. Lagi pula kita sengaja bercerita pendek, buat menerangkan yang perlu saja, sehingga orang yang tidak paham dalam hal ilmu didikan, juga bisa mengambil arti yang berguna bagi dirinya sendiri.

Kita berharap, bahwa dengan cerita yang pendek itu, beserta gambar-gambaran, sampai maksud kita yakni hendak melukiskan didikan Rakyat yang kita katakan tadi. Sungguhpun kita belum tahu, akan hasil perbuatan kita, tetapi kalau kita tilik sikapnya pihak sana, maka kita boleh mengambil keyakinan, bahwa jalan kita ada baik. Baru saja sekolah kita dibuka, Surabayasch Handelsblad serta konco-konconya sudah berteriak : “Hai, pemerintah awasi sekolah SI itu”. Wakil pemerintah di Semarang (Ass. Resident) sudah melarang membikin pasar derma (dengan art 520. WVS ??), yang selamanya ini boleh dilakukan, melarang anak-anak kromo meminta darma dengan menyanyi international (sepanjang art 154. WVS).

Pendeknya sekalian halang-halangan itu, yang dirasa menutup jalan untuk memperbaiki sekolah, sudah menimbulkan protest besar pada tanggal 13 Nopember ini, pada vergadering SI yang dikunjungi oleh kira-kira 5000 orang lelaki dan plm. 4000 orang perempuan. Perkara tanah yang juga penting buat Rakyat Semarang cuma memakan kira-kira 1 jam, sedangkan perkara onderwijs itu ada menghabiskan waktu kira-kira 2 ½ jam.

Selama kita tinggal di Semarang, belumlah pernah kita menyaksikan suara yang begitu tajam dan keras, baik dari pihak Destuur ataupun lid-lid SI. Sikapnya vergadering tadi seolah-olah seekor burung, yang anaknya disambar Elang. Di dalam di luar vergadering (di desa-desa) kita mendengar: SI school mesti terus:

Ingin download ebook Serikat Islam Semarang dan Onderwijs, silahkan download file pdf nya melalui link di bawah ini. 

Atau ingin download ebook tan malaka lainnnya, silahkan klik link berikut #TanMalaka

Monday, December 2, 2013

Ebook Menuju Republik Indonesia Tan Malaka Download

Jika kamu belum tau siapa "Tan Malaka" beliau bisa dibilang bapak komunis Indonesia. Salah satu seorang revolusioner yang dimiliki Indonesia. Pernah menjadi ketua partai komunis se Asia Tenggara juga. 

Nah dalam kesempatan ini, saya akan berbagi salah satu karya Tan Malaka. Yaitu Naar de 'Republiek Indonesia' . Atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan "Menuju Republik Indonesia". Buku ini ditulis oleh Tan Malaka pada tahun 1925. Dan sempat juga dilarang untuk dicetak pada masa orde baru. 

Sebagai tambahan saja, Tan Malaka sebenarnya adalah salah satu dari beberapa deretan tokoh yang di jadikan pahlawan nasional Indonesia. Namun karena beliau menganut paham komunis, maka dia akhirnya dicoret dari daftar pahlawan nasional Indonesia.

Baca Juga

Download Link (PDF)

Saturday, November 30, 2013

Parlemen Dan Soviet 1921 Tan Malaka PDF Download

Parlemen Dan Soviet Tan Malaka Ebook Download - Pertama-tama perlu dicatat dan diingat bahwa karya “Parlemen Atau Soviet” ini dituliskan Tan Malaka di Semarang, Oktober 1921. Artinya: 66 tahun lalu (1921-1987) atau lebih dari setengah abad. Dalam edisi ini istilah sengaja tidak dirubah, untuk menunjukkan keasliannya.

Namun demikian diberikan kata pengantar “Beberapa Catatan” (pada halaman I) oleh seketariat Departemen Pendidikan Kader Dewan Partai Murba, pada penerbitannya tanggal 15 September 1961, tepat 25 tahun atau seperempat abad yang lalu. Disamping itu dilengkapi dengan KOSAKATA, pada halaman 171 - 181 untuk memberi keterangan mengenai kata, istilah atau ungkapan dalam buku ini, agar dapat membantu para pembaca - terutama dari generasi-generasi muda - untuk dapat memahami isi buku ini lebih baik.

Berpangkal tolak dari penjelasan di atas pembaca diharap menempatkan isi buku ini sesuai dengan zaman ketika karya ini ditulis. Pembaca juga jangan melupakan pada usia berapa Tan Malaka menghasilkan karyanya ini. Ialah pada usia muda, baru 24 tahun, karena dia dilahirkan di Suliki, Sumatara Barat, tahun 1897.

Buku ini ditulis setelah Tan Malaka baru saja dua tahun sebelumnya, ialah tahun 1919, kembali dari Negeri Belanda belajar di Rijkskweekschool (Sekolah Pendidikan Guru Negeri) di Haarlem untuk menjadi guru mengajar anak-anak buruh perkebunan Senebah Mij, Deli Serdang, Sumatera Timur, dan kemudian pindah ke Semarang tahun 1921, bergerak dalam bidang pendidikan rakyat sebagai guru sekolah yang didirikan oleh Sarekat Islam Semarang dan VSTP (Sarekat Buruh Kereta Api), yang dipimpin oleh Semaun.

Sesuai dengan masa penulisannya dan usia penulisnya, maka isi dan sifat buku ini berlaku sebagai pengenalan sejarah badan legislatif, pendalaman hakekat masalahnya dan perkembangannya, serta perbandingan dan peneracaan untuk Indonesia dalam kerangka sejarah politik dan kepartaian yang ada, dengan kacamata penglihatan 1921.

Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal di atas ini, pembaca akan dapat memahami isi buku ini sesuai dengan keadaan zamannya dan proporsi tingkat pertumbuhan pikiran penulisnya.

Karena keadaan berkembang terus sesuai dengan kodrat dan hukum sejarah. Dan pikiran Tan Malaka juga tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan menjadi makin matang dan makin kaya sejalan dengan pertumbuhan pengalamannya dan keadaan sekelilingnya, di dalam maupun di luar Indonesia. Hindia Belanda tidak memberi kesempatan Tan Malaka mengembangkan diri di tanah airnya sendiri.

Tahun 1921 itu juga Tan Malaka juga aktif dalam perjuangan buruh. Dia pernah menjadi wakil ketua Serikat Buruh.Pelikan (tambang) Cepu, yang didirikan Semaun. Dalam tahun ini pula Kongres PKI memilihnya menjadi ketua mewakili Semaun yang sedang berada di luar negeri. Karena kegiatannya yang terus meningkat, hingga melibatkan diri dalam pemogokan buruh, maka tanggal 2 Maret 1922, Tan Malaka akhirnya ditangkap dan dibuang ke Kupang (Timor); tapi kemudian dalam bulan ini juga keputusan dirubah menjad “externering” atau pengasingan ke Negeri Belanda.

Baru hanya sekitar satu tahun saja Tan Malaka mulai bergerak kiprah secara terbuka di tanah airnya sendiri, sudah terus dibuang oleh pemerintah Hindia Belanda. Maka tamatlah perjuangan Tan Malaka di Indonesia waktu itu.

Dalam Perang Dunia II, ketika Hindia Belanda diduduki Balatentara Dai Nippon maka Tan Malaka berhasil menyelundup masuk kembali ke Indonesia, mulai 1936 menyusup dari Cina melalui Burma masuk Singapura – sebelum pecah perang – dan setelah pecah perang meninggalkan Singapura tahun 1942, melalui Penang berlayar ke Medan, terus ke Padang dan akhirnya tiba di Jakarta, tahun 1943 menyamar bekerja sebagai buruh (romusah) pada tambang batubara di Bayah, Banten, dengan nama Husein.

Tan Malaka menolak pemberontakan 1926 yang dicetuskan oleh pimpinan PKI. Sejak itu bersama dengan beberapa teman sepahamnya, dia memisahkan diri keluar dari PKI.

Sejak karyanya “Naar de Republik Indonesia” (Menuju Republik Indonesia) yang ditulisnya di Kanton, tahun 1925, Tan Malaka mulai lebih jauh menunjukkan ketersendiriannya, “keaseliannya” yang kemudian menjadi ciri khas haluan perjuangannya.

Akhirnya Tan Malaka dkk bukan hanya keluar secara formal dari PKI. Mereka malahan mendirikan partai tandingan menghadapi PKI, yang telah hancur lebur dan kacau balau akibat pemberontakan 1926. Di Bangkok tahun 1927 Tan Malaka dkk memproklamasikan pendirian PARTAI REPUBLIK INDONESIA, PARI, berdasarkan Manifesto Bangkok yang menjelaskan pembentukan partai politik baru yang bergerak secara ilegal itu.

Jadi, pada usia 30 tahun (1897-1927) Tan Malaka mulai mempertegas dan mengkongkritkan pandangan, pendirian dan sikapnya, secara ideologis, politis dan organisatoris.

Dalam perjuangan kemerdekaan sejak 1945 pertentangan PKI cs dan Tan Malaka dkk mewarnai masa sejarah permulaan revolusi. PKI bersatu dengan PSI dengan Sayap Kirinya, menyetujui dan mendukung Persetujuan Linggarjati 1947. Tan Malaka dkk menolak dan menentangnya. PKI melalui gembongnya Mr. Amir Syarifuddin yang menjadi Perdana Menteri RI waktu itu menandatangani Perjanjian Renville 1 Januari 1948. Sedangkan Tan Malaka bersama GRR menolak dan menentangnya.

Pokoknya PKI dan kawan-kawan mempelopori politik kompromi dengan imperialisme Belanda dengan mendukung Maklumat 1 dan 3 November 1946 Wakil Presiden Muhammad Hatta, yang dengan landasan itu membuka kompromi tidak berprinsip dengan Belanda. Sedangkan Tan Malaka dengan Persatuan Perjuangan menolak dan menentang haluan seperti itu dan memperjuangkan prinsip berunding dengan Belanda, setelah Belanda terlebih dahulu mengakui Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 dan tentara mereka meninggalkan wilayah Indonesia. Untuk mewarisi haluan Persatuan Perjuangan dan meneruskan tujuan perjuangannya pada tanggal 7 November 1948, Tan Malaka mempelopori pendirian Partai Murba di Yogyakarta, yang merupakan fusi tiga partai, ialah Partai Rakyat, Partai Buruh Merdeka, dan Partai Rakyat Jelata.

Pendirian Partai Murba ini merupakan perkembangan pikiran Tan Malaka secara ideologis, politis dan organisatoris. Bagaimana isi dan bentuk kulminasi ini? Untuk mudah dan tegasnya kita kutip pidato Presiden Soekarno kepada Kongres ke-V Partai Murba tanggal 15-17 Desember 1960 di Bandung sbb:

“Saya kenal almarhum Tan Malaka. Saya baca semua ia punya tulisan-tulisan. Saya berbicara dengan beliau berjam-jam. Dan selalu di dalam pembicaraan-pembicaraan saya dengan almarhum Tan Malaka ini, kecuali tampak bahwa Tan Malaka adalah pecinta Tanah Air dan Bangsa Indonesia, ia adalah Sosialis yang sepenuh-penuhnya.”

Dan siapa tidak kenal Pahlawan Proklamator Sukarno yang menilai Pahlawan Kemerdekaan Nasional Tan Malaka dengan rumusan yang ilmiah dan populer seperti ini?

Karenanya kiranya rumusan Bung Karno di atas tidak perlu komentar lagi. Dengan karyanya “Madilog” Tan Malaka memperkenalkan cara berpikir Ilmiah kepada rakyat Indonesia. “Thesis” menunjukkan jalan sosialisme sebagai dasar dan pokok pemecahan masalah Indonesia. Kedua karya inilah yang mencerminkan puncak pertumbuhan dan perkembangan pikiran Tan Malaka, yang bersifat filsafat dan berisi idiologi. Sementara itu “Dari Penjara ke Penjara”, karya otobiografi Pahlawan Kemerdekaan ini mencerminkan pandangan dan perjalanan hidup Tan Malaka sebagai konsekuensi filsafat dan ideologinya sendiri.

Dr. Harry Albert Poeze memerincikan dan melengkapi riwayat hidup dan perjuangan Tan Malaka dalam karya ilmiah dengan judul: “TAN MALAKA, PEJUANG KEMERDEKAAN INDONESIA, RIWAYAT HIDUP DARI 1897 SAMPAI 1945”. Suatu desertasi akademis untuk memperoleh gelar doktor dalam ilmu sosial pada Universitas Amsterdam tahun 1976, yang aslinya ditulis dalam bahasa Belanda.

Kelanjutan karya Dr. Poeze ini akan dilengkapkan dengan periode 1945-1949 sampai Tan Malaka mati tak tentu kuburnya dan hilang tak tentu rimbanya jsutru di tanah airnya sendiri, yang belum menyadari kebenaran pemikir dan pejuang rakyat Indonesia, dengan kedalaman dan kejauhan pandangan yang jauh mendahului zamannya ini.

Untuk melengkapkan “Thesisnya” Tan Malaka merumuskan gagasan “Gabungan Aslia” - Asia-Australia - sebagai konsepsi untuk penyusunan tata politik dunia baru; makin lama makin jelas perdamaian dunia tidak mungkin dipertahankan dalam konfigurasi dan susunannya yang ada sampai menjelang tibanya Abad ke-XXI dewasa ini.

Dalam mencari dan mendapatkan alternatif untuk perbaikan dan kemajuan pengisian dan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia, kiranya karya-karya Tan Malaka penting untuk dipelajari dan dikaji kembali, sekurang-kurangnya sebagai bahan bandingan, baik segi nasional maupun segi internasionalnya. Dan kemudian dikembangkan.

Yang jelas cara berpikir dan cara bekerja – ilmiah yang memenuhi prinsip, norma, nilai dan metode ilmiah – sangat mendesak diperlukan selama ini. Disamping watak dan iman pemikir dan pemimpin serta pejuang Tanah Air dan Rakyat Indonesia tercinta, yang taat dan konsekuen sepenuhnya dengan cara berpikir dan cara bekerja ilmiah tersebut.

Bagaimana cara download ebook Parlemen Atau Soviet Tan Malaka? Mudah saja, silahkan ikuti link download di bawah ini