Showing posts with label Sastra. Show all posts
Showing posts with label Sastra. Show all posts

Tuesday, November 5, 2013

Sejarah Sastra Indonesia Dari Masa Ke Masa

Sejarah sastra indonesia dari masa ke masa

Peradaban manusia tidak dapat lepas dari budaya dan seni. Hal ini dibuktikan atas peninggalan catatan manusia dalam bentuk tulisan. Pada awalnya, tulisan ini hanya dipergunakan dalam ritual keagamaan dan dokumentasi hal-hal penting.

Namun dalam perkembangan lebih lanjut, tulisan juga dijadikan sebuah seni yang memiliki teknik serta gayanya sendiri. Seperti kitab kesusastraan dan seni menulis indah yang disebut kaligrafi.

Di Indonesia budaya tulis-menulis baru dimulai sejak abad Ke IV masehi, ditemukan bukti pertama catatan yang dituliskan pada prasasti Yupa. Kemampuan manusia membuat catatan tertulis terus berkembang hingga masuknya agama Islam dengan aksara arab, serta aksara latin yang dibawa bangsa Eropa di nusantara. Perkembangan sastra Indonesia sendiri, baru dimulai sejak periode angkatan Balai Pustaka di tahun 1920. Momen ini dijadikan pula sebagai tonggak awal penulisan sastra modern Indonesia.
Download Versi Dokumen Wordnya disini



Priode-Priode Sastra Indonesia

Sejarah sastra di Indonesia dibagi menjadi beberapa periode sesuai dengan perubahan momentum sosial dan politik di Indonesia Meskipun banyak ahli yang mengatakan pembagian periodisasi sastra di Indonesia dimulai sejak masa Balai Pustaka di tahun 1920. Menuru pendapat Simomangkir Simanjuntak yang berpendapat sejarah sastra dimulai sejak Indonesia memasuki masa sejarah atau masa ketika tulisan baru dikenal.

1. Masa Prakolonial

a. Masa Hindu-Budha (abad IV sampai XIV masehi)
Periodisasi dimulai sejak ditemukannya catatan tertulis pada abad IV dalam prasasti Yupa. Ketika masa itu, tulisan mengadopsi bahasa Sansekerta dan huruf Palawa dari India. Bahasa dan tulisan tersebut, dibawa oleh kaum brahmana yang dimaksudkan untuk kegiatan ritual keagamaan. Namun tidak hanya sebatas itu, para pujangga nusantara mulai mengembangkan kemampuan mereka dalam kesusastraan. Tercatat di masa Kerajaan Kediri Jawa Timur, tergubahlah kitab epik Baratayudha versi bahasa Jawa yang dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa, dan diteruskan lagi di masa Kerajaan Majapahit dengan mahakarya kitab Negara Kertagama oleh Mpu Prapanca serta kitab Sutasoma oleh Mpu Tantular

b. Masa Kesultanan Islam (Abad XIV sampai XVII)
Pada awalnya, kisah-kisah yang beredar terkait dengan cerita para nabi, Rasulullah Muhammad SAW, sunan, wali, atau orang suci lainnya. Namun kesusastraan yang bernafaskan Islam ini terus berkembang hingga ke kehidupan yang berlatarbelakangkan nusantara seperti suluk Wujil karangan Sunan Bonang. Menceritakan wejangan-wejangan Sunan Bonang kepada Wujil, seorang cebol yang terpelajar mantan abdi dalem keraton Majapahit 

2. Masa kolonial Belanda.

a. Pujangga Melayu Lama (Sebelum abad XX)
Karya sastra didominasi oleh Syair, gurindam, pantun, dan hikayat. Isi cerita berkisah sejarah dan moral. Ciri utama masa ini adalah anonim atau tak ada nama pengarang. Berkembang di daerah sumatra seperti Riau, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Contoh yang terkenal adalah Hikayat Bayan Budiman dan syair Ken Tambunan 

b. Pujangga Balai Pustaka (1920–1950)
Masa ini ditandai dengan berdirinya penerbit Balai Pustaka yang dimaksudkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk mengatur  karya beredar. Karya-karya yang dihasilkan kebanyakan berupa roman dan novel. Tersebutlah beberapa karya besar seperti Azab dan Sengsara karya Merari Siregar, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka, dan Siti Nurbaya karya Marah Roesli.

c. Pujangga Baru (1930 – 1942)
Pujangga baru merupakan bentuk reaksi dari penerbit Balai Pustaka yang dinilai terlalu ketat dalam melakukan penyensoran, terutama pada karya-karya yang mengandung unsur nasionalisme. Cerita didominasi oleh ide-ide pembangunan masyarakat menuju jiwa nasionalisme untuk merdeka. Karya-karya besar di masa ini antara lain Layar terkembang dari Sutan Takdir Alisjahbana dan Belenggu karya Armijn Pane.

3. Masa pascakolonial.

a. Angkatan 45 
Esensi sastra masa ini diilhami oleh keadaan sosial politik revolusi mempertahankan kemerdekaan. Bentuk-bentuk karya yang banyak dihasilkan berupa puisi dan syair pembangkit semangat nasionalisme. Di antara dari para pujangga masa ini adalah Chairil Anwar dengan karyanya Kerikil Tajam.

b. Angkatan 50-an
Ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Yasin, bentuk karya masa ini didominasi oleh cerpen dan kumpulan puisi. Cerita beraliran realis sosialis yang diilhami oleh isu komunisme. NH. Dini dengan Dua Dunia dan AA Nafis dengan kumpulan cerpen Rubuhnya Surau Kami adalah dua di antaranya 

c. Angkatan 66-70
Masa ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horizon . Banyak aliran yang berkembang seperti surrealis dan absurd. Pujangga yang terkenal di antaranya Sapardi Djoko Damono dengan kumpulan sajak Perahu Kertas.

d. Dasawarsa 80-an
Di masa ini, karya yang beredar berkisah sekitar romantisme dan cinta. Mulai muncul novel-novel populer dengan cerita ringan yang mudah dipahami. Sebut saja novel Karmila karya Marga T dan Yudhistira Ardinugraha dengan novel Arjuna Mencari Cinta.

e. Masa Reformasi 1998
Reformasi struktur ketatanegaraan dalam aspek politik, sosial, dan ekonomi, telah memberikan angin segar bagi perkembangan sastra Indonesia. Muncul banyak penulis baru dengan novel, cerpen, puisi, dan esei yang beragam tema. Kebebasan mengemukakan pendapat memberikan daya kreativitas dalam isi cerita. Contoh yang jelas terdapat dalam novel Saman (membahas masalah seks )karya Ayu Utami. Ciri penulisan yang bebas dan terbuka, menjadi salah satu keunikan karya-karya di masa ini.

Sastrawan Angkatan Reformasi (2000), seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Sukarnoputri, muncul wacana tentang Sastrawan Angkatan Reformasi. Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar Reformasi. 

Di rubrik sastra Harian Republika, misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatar belakangi kelahiran karya-karya sastra puisi, cerpen, dan novel pada saat itu. 

Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda dan Acep Zamzam Noer, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.

KARYA-KARYA SASTRA INDONESIA DARI MASA KE MASA

1. Karya Sastra Pujangga Lama

a. Sejarah
  • Sejarah Melayu (Malay Annals)
  • Hikayat Abdullah
  • Hikayat Aceh
  • Hikayat Amir Hamzah
  • Hikayat Andaken Penurat
  • Hikayat Bayan Budiman
  • Hikayat Djahidin
  • Hikayat Hang Tuah
  • Hikayat Iskandar Zulkarnain
  • Hikayat Kadirun
  • Hikayat Kalila dan Damina
  • Hikayat Masydulhak
  • Hikayat Pandawa Jaya
  • Hikayat Pandja Tanderan
  • Hikayat Putri Djohar Manikam
  • Hikayat Sri Rama
  • Hikayat Tjendera Hasan
  • Tsahibul Hikayat
b. Hikayat

c. Syair
  • Syair Bidasari
  • Syair Ken Tambuhan
  • Syair Raja Mambang Jauhari
  • Syair Raja Siak

d. Kitab agama
  • Syarab al-'Asyiqin (Minuman Para Pecinta) oleh Hamzah Fansuri
  • Asrar al-'Arifin (Rahasia-rahasia para Gnostik) oleh Hamzah Fansuri
  • Nur ad-Daqa'iq (Cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh Syamsuddin Pasai
  • Bustan as-Salatin (Taman raja-raja) oleh Nuruddin ar-Raniri

2. Karya Sastra Melayu Lama

  • Robinson Crusoe (terjemahan)
  • Lawan-lawan Merah
  • Mengelilingi Bumi dalam 80 hari (terjemahan)
  • Graaf de Monte Cristo (terjemahan)
  • Kapten Flamberger (terjemahan)
  • Rocambole (terjemahan)
  • Nyai Dasima oleh G. Francis (Indo)
  • Bunga Rampai oleh A.F van Dewall
  • Kisah Perjalanan Nakhoda Bontekoe
  • Kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan
  • Kisah Pelayaran ke Makassar dan lain-lainnya
  • Cerita Siti Aisyah oleh H.F.R Kommer (Indo)
  • Cerita Nyi Paina
  • Cerita Nyai Sarikem
  • Cerita Nyonya Kong Hong Nio
  • Nona Leonie
  • Warna Sari Melayu oleh Kat S.J
  • Cerita Si Conat oleh F.D.J. Pangemanan
  • Cerita Rossina
  • Nyai Isah oleh F. Wiggers
  • Drama Raden Bei Surioretno
  • Syair Java Bank Dirampok
  • Lo Fen Kui oleh Gouw Peng Liang
  • Cerita Oey See oleh Thio Tjin Boen
  • Tambahsia
  • Busono oleh R.M.Tirto Adhi Soerjo
  • Nyai Permana
  • Hikayat Siti Mariah oleh Hadji Moekti (indo)
  • dan masih ada sekitar 3000 judul karya sastra Melayu-Lama lainnya

3.Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka

Merari Siregar 

Marah Roesli 
  • Siti Nurbaya (1922)
  • La Hami (1924)
  • Anak dan Kemenakan (1956)

Muhammad Yamin 
  • Tanah Air (1922)
  • Indonesia, Tumpah Darahku (1928)
  • Kalau Dewi Tara Sudah Berkata
  • Ken Arok dan Ken Dedes (1934)

Nur Sutan Iskandar 
  • Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan (1923)
  • Cinta yang Membawa Maut (1926)
  • Salah Pilih (1928)
  • Karena Mentua (1932)
  • Tuba Dibalas dengan Susu (1933)
  • Hulubalang Raja (1934)
  • Katak Hendak Menjadi Lembu (1935)


Tulis Sutan Sati 
  • Tak Disangka (1923)
  • Sengsara Membawa Nikmat (1928)
  • Tak Membalas Guna (1932)
  • Memutuskan Pertalian (1932)

Djamaluddin Adinegoro 
  • Darah Muda (1927)
  • Asmara Jaya (1928)

Abas Soetan Pamoentjak 
  • Pertemuan (1927)

Abdul Muis 
  • Salah Asuhan (1928)
  • Pertemuan Djodoh (1933)

Aman Datuk Madjoindo 
  • Menebus Dosa (1932)
  • Si Cebol Rindukan Bulan (1934)
  • Sampaikan Salamku Kepadanya (1935

4. Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru

Sutan Takdir Alisjahbana 
  • Dian Tak Kunjung Padam (1932)
  • Tebaran Mega - kumpulan sajak (1935)
  • Layar Terkembang (1936)
  • Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940)

Hamka 
  • Di Bawah Lindungan Ka'bah (1938)
  • Tenggelamnya Kapal van der Wijck (1939)
  • Tuan Direktur (1950)
  • Didalam Lembah Kehidoepan (1940)

Armijn Pane 
  • Belenggu (1940)
  • Jiwa Berjiwa
  • Gamelan Djiwa - kumpulan sajak (1960)
  • Djinak-djinak Merpati - sandiwara (1950)
  • Kisah Antara Manusia - kumpulan cerpen (1953)

Sanusi Pane 
  • Pancaran Cinta (1926)
  • Puspa Mega (1927)
  • Madah Kelana (1931)
  • Sandhyakala Ning Majapahit (1933)
  • Kertajaya (1932)

Tengku Amir Hamzah 
  • Nyanyi Sunyi (1937)
  • Begawat Gita (1933)
  • Setanggi Timur (1939)

Roestam Effendi 
  • Bebasari: toneel dalam 3 pertundjukan
  • Pertjikan Permenungan

Sariamin Ismail 
  • Kalau Tak Untung (1933)
  • Pengaruh Keadaan (1937)

Anak Agung Pandji Tisna 
  • Ni Rawit Ceti Penjual Orang (1935)
  • Sukreni Gadis Bali (1936)
  • I Swasta Setahun di Bedahulu (1938)

J.E.Tatengkeng 
  • Rindoe Dendam (1934)

Fatimah Hasan Delais 
  • Kehilangan Mestika (1935)

Said Daeng Muntu 
  • Pembalasan
  • Karena Kerendahan Boedi (1941)

Karim Halim 
  • Palawija (1944)

5. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1945

Chairil Anwar 
  • Kerikil Tajam (1949)
  • Deru Campur Debu (1949)

Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan Chairil Anwar 
  • Tiga Menguak Takdir (1950)

Idrus 
  • Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)
  • Aki (1949)
  • Perempuan dan Kebangsaan

Achdiat K. Mihardja 
  • Atheis (1949)

Trisno Sumardjo 
  • Katahati dan Perbuatan (1952)

Utuy Tatang Sontani 
  • Suling (drama) (1948)
  • Tambera (1949)
  • Awal dan Mira - drama satu babak (1962)

Suman Hs. 
  • Kasih Ta' Terlarai (1961)
  • Mentjari Pentjuri Anak Perawan (1957)
  • Pertjobaan Setia (1940)

6. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1950 - 1960-an

Pramoedya Ananta Toer 
  • Kranji dan Bekasi Jatuh (1947)
  • Bukan Pasar Malam (1951)
  • Di Tepi Kali Bekasi (1951)
  • Keluarga Gerilya (1951)
  • Mereka yang Dilumpuhkan (1951)
  • Perburuan (1950)
  • Cerita dari Blora (1952)
  • Gadis Pantai (1965)

Nh. Dini 
  • Dua Dunia (1950)
  • Hati jang Damai (1960)

Sitor Situmorang 
  • Dalam Sadjak (1950)
  • Djalan Mutiara: kumpulan tiga sandiwara (1954)
  • Pertempuran dan Saldju di Paris (1956)
  • Surat Kertas Hidjau: kumpulan sadjak (1953)
  • Wadjah Tak Bernama: kumpulan sadjak (1955)

Mochtar Lubis 
  • Tak Ada Esok (1950)
  • Jalan Tak Ada Ujung (1952)
  • Tanah Gersang (1964)
  • Si Djamal (1964)

Marius Ramis Dayoh 
  • Putra Budiman (1951)
  • Pahlawan Minahasa (1957)

Ajip Rosidi 
  • Tahun-tahun Kematian (1955)
  • Ditengah Keluarga (1956)
  • Sebuah Rumah Buat Hari Tua (1957)
  • Cari Muatan (1959)
  • Pertemuan Kembali (1961)

Ali Akbar Navis 
  • Robohnya Surau Kami - 8 cerita pendek pilihan (1955)
  • Bianglala - kumpulan cerita pendek (1963)
  • Hujan Panas (1964)
  • Kemarau (1967)

Toto Sudarto Bachtiar 
  • Etsa sajak-sajak (1956)
  • Suara - kumpulan sajak 1950-1955 (1958)

Ramadhan K.H 
  • Priangan si Jelita (1956)

W.S. Rendra 
  • Balada Orang-orang Tercinta (1957)
  • Empat Kumpulan Sajak (1961)
  • Ia Sudah Bertualang (1963)

Subagio Sastrowardojo 
  • Simphoni (1957)

Nugroho Notosusanto 
  • Hujan Kepagian (1958)
  • Rasa Sajangé (1961)
  • Tiga Kota (1959)

Trisnojuwono 
  • Angin Laut (1958)
  • Dimedan Perang (1962)
  • Laki-laki dan Mesiu (1951)

Toha Mochtar 
  • Pulang (1958)
  • Gugurnya Komandan Gerilya (1962)
  • Daerah Tak Bertuan (1963)

Purnawan Tjondronagaro 
  • Mendarat Kembali (1962)

Bokor Hutasuhut 
  • Datang Malam (1963)

7. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1966

Taufik Ismail 
  • Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
  • Tirani dan Benteng
  • Buku Tamu Musim Perjuangan
  • Sajak Ladang Jagung
  • Kenalkan
  • Saya Hewan
  • Puisi-puisi Langit

Sutardji Calzoum Bachri 
  • O
  • Amuk
  • Kapak

Abdul Hadi WM 
  • Meditasi (1976)
  • Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur (1975)
  • Tergantung Pada Angin (1977)

Sapardi Djoko Damono 
  • Dukamu Abadi (1969)
  • Mata Pisau (1974)

Goenawan Mohamad 
  • Parikesit (1969)
  • Interlude (1971)
  • Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang (1972)
  • Seks, Sastra, dan Kita (1980)

Umar Kayam 
  • Seribu Kunang-kunang di Manhattan
  • Sri Sumarah dan Bawuk
  • Lebaran di Karet
  • Pada Suatu Saat di Bandar Sangging
  • Kelir Tanpa Batas
  • Para Priyayi
  • Jalan Menikung

Danarto 
  • Godlob
  • Adam Makrifat
  • Berhala

Nasjah Djamin 
  • Hilanglah si Anak Hilang (1963)
  • Gairah untuk Hidup dan untuk Mati (1968)

Putu Wijaya 
  • Bila Malam Bertambah Malam (1971)
  • Telegram (1973)
  • Stasiun (1977)
  • Pabrik
  • Gres
  • Bom

Djamil Suherman 
  • Perjalanan ke Akhirat (1962)
  • Manifestasi (1963)

Titis Basino 
  • Dia, Hotel, Surat Keputusan (1963)
  • Lesbian (1976)
  • Bukan Rumahku (1976)
  • Pelabuhan Hati (1978)
  • Pelabuhan Hati (1978)

Leon Agusta 
  • Monumen Safari (1966)
  • Catatan Putih (1975)
  • Di Bawah Bayangan Sang Kekasih (1978)
  • Hukla (1979)

Iwan Simatupang 
  • Ziarah (1968)
  • Kering (1972)
  • Merahnya Merah (1968)
  • Keong (1975)
  • RT Nol/RW Nol
  • Tegak Lurus Dengan Langit

M.A Salmoen 
  • Masa Bergolak (1968)

Parakitri Tahi Simbolon 
  • Ibu (1969)

Chairul Harun 
  • Warisan (1979)

Kuntowijoyo 
  • Khotbah di Atas Bukit (1976)

M. Balfas 
  • Lingkaran-lingkaran Retak (1978)

Mahbub Djunaidi 
  • Dari Hari ke Hari (1975)

Wildan Yatim 
  • Pergolakan (1974)

Harijadi S. Hartowardojo 
  • Perjanjian dengan Maut (1976)

Ismail Marahimin 
  • Dan Perang Pun Usai (1979)

Wisran Hadi 
  • Empat Orang Melayu
  • Jalan Lurus

8. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980

Ahmadun Yosi Herfanda 
  • Ladang Hijau (1980)
  • Sajak Penari (1990)
  • Sebelum Tertawa Dilarang (1997)
  • Fragmen-fragmen Kekalahan (1997)
  • Sembahyang Rumputan (1997)

Y.B Mangunwijaya 
  • Burung-burung Manyar (1981)

Darman Moenir 
  • Bako (1983)
  • Dendang (1988)

Budi Darma 
  • Olenka (1983)
  • Rafilus (1988)

Sindhunata 
  • Anak Bajang Menggiring Angin (1984)

Arswendo Atmowiloto 
  • Canting (1986)


Hilman Hariwijaya 
  • Lupus - 28 novel (1986-2007)
  • Lupus Kecil - 13 novel (1989-2003)
  • Olga Sepatu Roda (1992)
  • Lupus ABG - 11 novel (1995-2005)


Dorothea Rosa Herliany 
  • Nyanyian Gaduh (1987)
  • Matahari yang Mengalir (1990)
  • Kepompong Sunyi (1993)
  • Nikah Ilalang (1995)
  • Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)


Gustaf Rizal 
  • Segi Empat Patah Sisi (1990)
  • Segi Tiga Lepas Kaki (1991)
  • Ben (1992)
  • Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999)


Remy Sylado 
  • Ca Bau Kan (1999)
  • Kerudung Merah Kirmizi (2002)


9. Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi

Widji Thukul 
  • Puisi Pelo
  • Darman

10. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 2000

Ayu Utami 
  • Saman (1998)
  • Larung (2001)


Seno Gumira Ajidarma 

  • Atas Nama Malam
  • Sepotong Senja untuk Pacarku
  • Biola Tak Berdawai

Dewi Lestari 

  • Supernova 1: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh (2001)
  • Supernova 2.1: Akar (2002)
  • Supernova 2.2: Petir (2004)
  • Filosofi Kopi (2006)

Habiburrahman El Shirazy 

  • Ayat-Ayat Cinta (2004)
  • Diatas Sajadah Cinta (2004)
  • Ketika Cinta Berbuah Surga (2005)
  • Pudarnya Pesona Cleopatra (2005)
  • Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007)
  • Ketika Cinta Bertasbih 2 (2007)
  • Dalam Mihrab Cinta (2007)

Andrea Hirata 

  • Laskar Pelangi (2005)
  • Sang Pemimpi (2006)
  • Edensor (2007)
  • Maryamah Karpov (2008)


Cybersastra

Seiring perkembangan teknologi dengan ditandai dengan masuknya internet menjadi ruang gerak bagi komunitas sastra di Indonesia. Era sekarang ini banyak bermunculan sastrawan melalui media cyber ini dalam artian publikasi karya sastra tidak melaui buku-buka tapi melalui media masa semisal website, blog dan jejaring sosial.

Banyak karya sastra Indonesia yang tidak dipublikasi berupa buku namun termaktub di dunia maya (Internet), baik yang dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi non-profit, maupun situs pribadi.