Showing posts with label Bahasa Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Bahasa Indonesia. Show all posts

Friday, April 11, 2014

Menulis Karangan Ilmiah

Pengertian Menilis Karangan Ilmiah
Pengertian Karangan Ilmiah adalah karangan yang isinya mengandung kupasan atau bahasan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.

Ciri-ciri karangan ilmiah adalah sebagai berikut :
  1. Isinya berdasarkan fakta dan tidak dibuat-buat. Jadi, bersifat objektif.
  2. Kata-katanya lugas, yaitu apa adanya, tidak bermakna tambahan atau sampingan. Jadi, bermakna denotatif.
  3. Keseluruhannya tersusun sebagai berikut : Pendahuluan, Isi, dan Penutup. Pendahuluan bersisi untaian yang mengarah pada isi. Isi merupakan bagian uraiannya yang padat, berisi, dan berbobot. Sedangkan Penutup merupakan kesimpulan atau simpul karangan.
  4. Adanya objek yaitu masalah yang dibahas. Metodenya adalah cara pemecahannya dalam karangan dan kesimpulannya berupa rumusan atau kesimpulan akhir karangan.
Jenis-jenis karangan yang tergolong sebagai karangan ilmiah ialah :
  1. Laporan
  2. Kertas kerja atau makalah
  3. Karya tulis
  4. Karangan-karangan argumentasi
  5. Buku-buku pelajaran
Macam-macam bentuk karangan adalah sebagai berikut :
  1. Narasi atau cerita
  2. Desripsi atau lukisan
  3. Eksposisi atau paparan
  4. Argumentasi
Beberapa penjelasan mengenai karangan, yaitu sebagai berikut :
  • Karangan Narasi adalah karangan yang menguraikan atau menceritakan sesuatu yang dimaksud dan hal yang sekecil-kecil sampai yang sebesar-besarnya (dari hal yang terdahulu sampai yang terakhir).
  • Karangan Diskripsi adalah karangan yang isinya melukiskan sesuatu sejelas-jelasnya sehingga pembaca atau pendengar seolah-olah mengalami, melihat, mendengar, meraba, mencium, ataupun mengecap sendiri benda yang dilukiskan pada karangan tersebut.
  • Karangan Eksposisi (paparan) adalah karangan yang isisnya berupa cerita pokok dengan diberi penjelasan atau keterangan dengan maksud untuk mengmbangkan gagasan. Supaya paparan itu menjadi jelas, sering kita menambahkannya dengan gambar-gambar, denah, peta, dan angka-angka.
  • Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya mengandung ide-ide atau pendapat tentang sesuatu dengan alasan-alasan yang kuat dan tepat.
Ciri-ciri karangan Diskripsi adalah sebagai berikut :
  1. Melukiskan tentang sesuatu (orang, tempat, kejadian atau hal yang lainnya).
  2. Melukiskan kesan secara kuat dan mendalam.
  3. Menggunakan pemerian (perincian bagian demi bagian).
  4. Menggunakan perincian terpilih atau perincian khusu, yaitu yang mendukung tujuan diskripsi.
  5. Lukisannya hidup, jelas, dan menarik.
  6. Menggunakan perincian yang merangsang indera (penciuman, pendengaran, perabaan, dan penglihatan), agar kesan dan pengahayatan oembaca atau pendengar lebih mendalam.
Syarat membuat karangan paparan, yaitu sebagai berikut :
  1. Paparan atau eksposisi harus mudah dipahami
  2. Penyajian fakta harus disusun sebagai-baiknya.
  3. Paparan harus dipersiapkan lebih dahulu dengan baik, dan dengan cara membuat keterangan karangan.
Ciri-ciri karangan Argumentasi, yaitu adalah sebagai berikut :
  1. Mengungkapkan ide atau pendapat yang kuat dengan alasan yang tepat dan keyakinan
  2. Pengungkapan buah pikiran secara jelas dan tidak membingungkan
  3. Bersifat menmpengaruhi pembaca atau pendengar
  4. Disertai bukti pendukung dan penguat, misalnya gambar, peta, grafik, diagram, organisgram, ataupun skema.
  5. Isinya logis, objektif, dan berdasarkan kepada fakta.
  6. Mengandung unsur-unsur analisis.
  7. Bagian akhir merupakan kesimpulan yang kuat.
Bagian-bagian tata karangan ilmiah yang baik, yaitu dibawah ini :
  1. Judul karangan merupakan tajuk karangan yang dapat mencerminkan materi yang dibahas.
  2. Kata Pengantar merupakan bagian karangan yang memuat alasan menysusun karangan atau untaian singkat. Biasanya dicantumkan juga ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu terwujudnya karangan ilmiah tersebut.
  3. Daftar isi adalah bagian karakngan yang membuat karangan yang membuat daftar nama bagian-bagian karangan, disertai nomor halaman tempat pokok bahasan itu tercantum.
  4. Isi merupakan bagian karangan yang memuat bobot karangan tersebut. Biasanya dibagian atas bagian demi bagian atau BAB demi BAB.
  5. Kesimpulan merupakan bagian yang memuat penyimpulan isi karangan tersebut dan sekaligus merupakan penutup karangan.
  6. Daftar bacaan merupakan bagian yang memuat sumber bacaan, berisikan nama-nama pengarang, judul buku, penerbit, kota penerbit, dan tahun penerbitan.
  7. Lampiran (bila ada), adalah bagian yang merupakan tambahan, yang dianggap perlu untuk memperkuat dan melengkapi dan melengkapi bukti-bukti. Boleh berupa kata, gambar, grafik, peta, diagram, atau data statistik.

Tuesday, February 18, 2014

Pengertian Kata Kerja atau Verba Dan Sifat atau Abjektiva

Pengertian
Semua kata yang menyatakan proses, tindakan atau peruatan dikelompokan sebagai kata kerja atau verba. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

Menjawab pertanyaan : Mengapa. Contoh :
  1. Adik sedang menangis.
  2. Paman tidak bekerja.
Didahului dengan oleh aspek waktu : sudah, akan, sedang. Contoh :
  1. Ayah sudah datang
  2. Ibu akan pergi
  3. Paman sedang duduk
Tidak dapat didahului oleh awalan ter-. Contoh :
  1. tidak bekerja
  2. tidak renang
  3. tidak lari
Dapat diperluas dengan frasa yang + kata sifat. Contoh :
  1. duduk yang sopan
  2. tulis yang rapi
Berfungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat. Contoh :
  • Anak itu lari. Keterangan : Anak (Subjek), dan lari (Predikat).
Bagan Pembagian Kata Kerja
Bagan pembagian kata kerja

Berdasarkan tata bahasa baku dalam Bahasa Indonesia, kata kerja dikelompokan menjadi :
  1. Vebra ekatransitif, misalnya : membeli, mengerjakan, memperbaiki.
  2. Verba dwitransitif, misalnya : membelikan, menamai, membawakan.
  3. Verba transitif taktransitif, misalnya : makan, membantu, menjaga.
  4. Verba semi transitif, misalnya : kehilangan, kejatuhan, beratapkan.
  5. Verba smitransitif taktransitif, misalnya : beratap, bersepatu, berlantai.
  6. Verba taktransitif, misalnya : berdiri, berjalan, berpacu.
Kata sifat adalah kata yang menerangkan sifat atau keadaan sesuatu. Misalnya, sifat atau keadaan suatu benda (orang, binatang) atau yang dibendakan.

a. Ciri-ciri Kata Sifat
1. Dapat diperluas dengan bentuk se + reduplikasi kata dasar + nya. Contohnya :
  • Se-rendah-rendah-nya, se-kuat-kuat-nya.
2. Dapat diperluas dengan kata : paling, lebih, sekali. Contohnya :
  • paling putih, lebih putih, putih sekali.
3. Dapat diingkari dengan kata tidak. Contoh :
  • tidak takut, tidak nakal, tidak hujan.
4. Dapat diberi afiks ter-. Contohnya :
  • tertinggi, terbaik, termuda, tertua, terindah.
b. Fungsi Kata Sifat
  1. Substantif (sebagai subjek), Contoh : Biru adalah warna. Keterangan : Biru (Subjek), adalah (Predikat).
  2. Predikatif (sebagai predikat), Contoh : Piring itu biru. Keterangan : Piring (Subjek), Biru (Predikat).
  3. Atributif (sebagai keterangan S), Contoh : Piring biru sangat indah. Keterangan : Piring (Subjek), Biru (keterangan subjek), sangat indah (Predikat).

Pengertian Kata Benda atau Nomina

Pengertian Kata Benda atau nomina yaitu adalah nama dari semua benda atau suatu yang dibendakan, baik orang, pengertian, ataupun konsep.

Pengertian Kata Benda atau Nomina

Ciri-ciri nomina, yaitu diantara lain sebagai berikut :

a. Dapat diperluas dengan kata yang + kata sifat. Contohnya :
  1. Rumah yang bagus
  2. Cincin yang indah
  3. Air yang dingin.
b. Diingkari dengan kata bukan. Contohnya yaitu :
  1. Bukan kursi
  2. Bukan dia
  3. Bukan sepeda, dan lain-lain.
c. Jabatan dalam kalimat sebagai Subjek S dan Objek O. Contoh :
  1. Dian membeli buku. Keterangan : Kata Dian (Subjek), dan kata buku (Objek).
  2. Dian membuatkan adik, pesawat dari kertas. Keterangan : Kata Dian (Objek), kata membuatkan (Predikat), dan kata adik, pesawat, kertas (O1, O2, O3).
Disamping ciri-ciri diatas, ada ciri-ciri lain yang menyebabkan sebuat kata digolongkan sebagai kata benda, yakni meletakan imbuhan ke-an, pe-an, -an, dan ke- pada kata tersebut. Sebagai contoh yaitu :
  1. Perumahan
  2. Kerajaan
  3. Penari
  4. Timbangan, dan lain sebagainya.
Bagan Pembagian Kata Benda
Bagan Pembagian Kata Benda

Bagan Bentuk Kata Benda dalam Bahasa IndonesiaBagan Bentuk Kata Benda dalam Bahasa Indonesia

Bentuk kata lain yang berkaitan erat dengan kata benda, yakni kata ganti serta kata bilangan.

a. Kata Ganti.
Kata ganti adalah kata yang berkaitan dengan kata benda, yakni kata ganti serta kata benda. Baik benda yang sebenarnya maupun nama benda penggantinya. Kata ganti terdiri atas beberapa macam, yaitu :
  1. Kata ganti orang, contohnya : saya, aku, kamu, kami, -nya.
  2. Kata ganti diri, contoh : Pintu itu menutup sendiri.
  3. Kata ganti tunjuk, contoh : ini, sini, itiu, situ, sana.
  4. Kata ganti hubung, contoh : siswa yang malas dihukum guru.
  5. Kata ganti tanya, contoh : apa, mana, siapa, berapa.
b. Kata Bilangan
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang mengacu pada jumlah, tingkat serta kumpulan tempat dari nama-nama benda atau yang dibendakan. Menurut artinya, kata bilangan terdiri atas :
  1. Kata bilangan utama, contoh : satu, dua, sepuluh, seratus, seribu, sejuta.
  2. Kata bilangan tak tentu, contoh : sagala, sesuatu, setiap, beberapa.
  3. Kata bilangan tingkat, contoh : pertama, kesatu, kedua, keseratus, keseribu.
  4. Kata bilangan kumpulan, contoh : ketiga, keduapuluh, berempat.
Berdasarkan bentuknya, kata bilangan terdiri dari :
  1. Kata bilangan asal, contoh satu, ribu, ratus, juta.
  2. Kata bilangan bersambung, contoh : kesatu, kedua, bertiga, perseratus.
  3. Kata bilangan berulang, contoh : satu-satu, tiga-tiga, empat-empat.
  4. Kata bilangan majemuk, contoh : dua ratus, tiga besar, lima kali.

Pembagian Kata Berdasarkan Bentuk Kata

Suatu keterampilan berbahasa yang akan memperluas wawasan dan pengetahuan kita adalah bila kita yaitu adalah membaca. Dengan kegiatan membaca, apa yang ingin kita ketahui bisa dapat kita dapat, apapun itu dari sumber manapun itu, dimanapun. Jadi, keterampilan dalam membaca harus kita tingkatkan dengan membiasakan diri anda untuk membaca. Sambil mengetahui suatu informasi apapun yang sudah kita baca dari sumber manapun.

Pembagian Kata Berdasarkan Bentuk Kata

Dalam pembagian kata berdasarkan bentuk kata terdiri atas 4 macam, yaitu adalah :
  1. Kata Dasar, yaitu kata yang masih asli atau maksudnya kata yang belum mendapat imbuhan atau yang belum mengalami perulangan. Ada dua macam kata dasar, yakni kata dasar primer dan kata dasar sekunder. Kata dasar Primer, yaitu kata yang benar-benar asli, misalnya air, kerja, tidur, dan sebagainya. Kata Sekunder, yaitu kata dasar yang sudah mendapat imbuhan. Kata tersebut tidak terasa sebagai kata jadian karena sudah menjadi kata yang sangat padu.
  2. Kata Berimbuhan, yaitu kata dasar yang telah mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk itu karena adanya penambahan imbuhan atau afiks. Contohnya, kata dasar tulis jika mendapat afiks akan menjadi menulis, penulis, penulisan, menuliskan, tertulis, tulisan. Dengan penambahan afiks akan menyebabkan makna kata dasar tulis menjadi berbeda.
  3. Kata Ulang, yaitu kata yang mengalami perulangan pada sebagian atau seluruh kata. Kata ini terdiri dari lima 5 bagian, yaitu 1). Kata Ulang Murni, 2). Kata Ulang Sebagian, 3). Kata Ulang Semu, 4). Kata Ulang Perubah Bunyi, 5). Kata Ulang Berimbuhan.
  4. Kata Majemuk, yaitu gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru. Seperti contoh yaitu : a. Orang tua, artinya orang yang ditugaskan, dihormati. b. Rumah sakit, artinya tempat untuk merawat orang yang sakit. c. Kamar tidur, artinya kamar atau ruangan untuk beristirahat atau tidur.
Dibawah ini adalah penjelasan pada pembagian Kata Ulang, yaitu adalah :
  1. Kata ulang murni, yaitu kata dasar yang diulang seluruhnya, dan mengandung arti jinak. Contoh : bukti-bukti, artinya jumlah bukti lebih dari satu, karung-karung, artinya jumlah karung lebih dari satu, atau mobil-mobil artinya mobil tersebut tidak hanya satu melainkan lebih dari satu.
  2. Kata ulang sebagian, yaitu kara dasar yang mengalami perulangan pada sebagian kata tesebut. Seperti contoh yaitu : Daun-dedaunan, runtuh-reruntuhan, luhur-leluhur, tetangga, laki-lelaki.
  3. Kata ulang semu, yaitu kata dasar yang diulang pada seluruh kata. Perulangan ini sudah sangat padu, sehingga apabila dihilangkan salah satu kata maknanya akan berbeda. Seperti contoh yaitu : kura-kura, berang-berang, paru-paru, siku-siku, dan lain-lain.
  4. Kata ulang perubah bunyi, yaitu kata ulang ini mengalami perulangan pada seluruh kata. Pada sebagian vokal atau konsonannya mengalami perubahan bunyi. Contoh : Siswa-siswa, putri-putri, warna-warni, serta-merta, sayur-mayur.
  5. Kata ulang berimbuhan, yaitu bentuk perulangan dengan menambahkan imbuhan pada kata dasar. Contoh : berjalan-jalan, kehitam-hitaman, keibu-ibuan, berkeping-kepingan.

Friday, February 14, 2014

Pengertian Parafrasa Dalam Bahasa Indonesia

Pengertian Parafrasa
Parafrasa adalah pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuath tingkatan atau macam bahasa menjadi macam yang lain tanpa mengubah pengertiannya atau dapat diartikan juga penguraian kembali suatu teks (kekurangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi tanpa mengubah maknanya.

Pengertian Parafrasa Dalam Bahasa Indonesia

Teknik Membuat Parafrasa
Membuat parafrasa lisan berarti menguraikan kembali secara lisan, hal-hal yang telah dibaca atau didengar menggunakan bahasa sendiri. Berikut ini adalah hal yang dapat dilakukan apabila sobat membuat parafrasa dari sebuat bacaan, yaitu :
  1. Membaca wacana yang diparafrasakan hingga selesai.
  2. Pahami isi informasi secara cermat.
  3. Tuliskan inti, kata kunci atau ide-ide pokok informasi yang terdapat dalam wacana tersebut.
  4. Jelaskan sinonim, ungkapan dengan kata lain yang semakna.
  5. Ubahlah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung atau anda sendiri dapat mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif atau sebaliknya.
  6. Kembangkan kalima inti dan kata-kata kunci secara berurutan.
  7. Uraikan kembali gagasan pokok menjadi paragraf yang singkat dengan memakai bahasa sendiri.
Memparafrasakan Sinonim Kata atau Ungkapan atau Frasa, Kalimat.
Bila anda ingin Memparafrasakan sinonim kata/ ungkapan/ frasa, anda dapat mengubahnya dengan memanfaatkan sinonim-sinonimnya, sedangkan apabila anda akan memparafrasakan kalimat maka manfaatkanlah variasi-variasi perubahan pola atau susunan kata, menjadikan kalimat langsung atau kalimat tidak aktif dengan kalimat pasif.

Memparafrasakan Wacana Menjadi Wacana Singkat atau Pendek
Selain mengenai kata ungkapan, frasa, kalimat, yang dapat diparafrasakan, anda juga dapat membuat kalimat dari wacana, puisi maupun dari drama. Cara membuat parafrasa dari wacana panjang menjadi wacana pendek atau lebih ringkas dapat anda lihat pada penjelasan sebelumnya mengenai Teknik Membuat Parafrasa.

Memparafrasakan Puisi ke dalam Prosa.
Memparafrasakan puisi, yaitu adalah mencerminkan kembali puisi tersebut dengan menambahkan kata-kata sendiri sehingga bentuknya menjadi sebuat prosa. Dalam bentuk puisi tersebut berbeda dengan prosa. Jika dalam prosa tersaji dengan kata-kata yang lebih banyak menggunakan makna sebenarnya atau denotatif sehingga memudahkan pembaca memahami apa yang ingin disampaikan penulis, jadi berbeda dengan puisi. Dalam puisi, penulis biasanya menggunakan bahasa yang indah yang banyak mengandung makna konotasi, serta menggunakan kata-kata singkat tetapi bermakna dan makna tersebut mempunyai makna yang dalam dan luas, sehingga pembaca harus betul-betul memahami intisari atau makna yang terkandung dalam puisi tersebut.

Saturday, December 7, 2013

Memahami Kalimat Perintah Dalam Bahasa Indonesia

Memahami Kalimat Perintah Dalam Bahasa Indonesia

Kalimat Perintah Dalam Bahasa Indonesia, tentun saja berbeda dengan kalimat berita dan kalimat tanya. Perbedaan tersebut terletak pada intonasi, tanda baca, dan partikel yang digunakan, dan pola atau struktur kalimatnya.

Ciri-ciri kalimat perintah, yaitu sebagai berikut :
  1. Menggunakan intonasi keras, contoh : "Pergi dari sini !"
  2. Menggunakan tanda seru diakhir kalimat, kecuali pada beberapa jenis kalimat tertentu. Contoh : "Cuci baju itu sekarang !"
  3. Menggunakan partikel (lah). Contoh : "Bantulah teman sekelasmu !"
  4. Berpola kalimat inversi (predikat mendahului subjek). Contoh : "Perbaikilah mesin yang rusak ini !"
Ketika anda memberi perintah kepada seseorang atau kelompok orang, selalu ada tujuan dari perintah tersebut. Berdasarkan tujuan dari perintah tersebut, kalimat perintah dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenisnya yaitu sebagai berikut :

A. Kalimat Perintah Biasa
Kalimat perintah biasa yaitu kalimat perintah yang tidak mengandung, tujuan atau maksud lain, selain menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu. Dibawah ini adalah contoh dari kalimat perintah biasa, yaitu :
  1. Rapikan bajumu !
  2. Bersihkan rumah itu !
B. Kalimat Perintah Permintaan
Kalimat perintah perminta merupakan kalimat perintah yang diungkapakan dengan cara halus. Seperti contoh dari kalimat perintah, yaitu :
  1. Tolong ambilkan tas itu.
  2. Kalau Anda tidak keberatan, bantulah biaya pendidikannya.
  3. Coba dengarkan dengan baik penjelasan Ibu berikut ini.
C. Kalimat Perintah Mengijinkan
Kalimat perintah jenis ini memberikan perintah yang disertai dengan pemberian izin. Dan contohnya adalah :
  1. Silahkan Anda cicipi hidangan yang tidak seberapa ini !
  2. Putarlah lagu yang Anda suka !
D. Kalimat Perintah Ajakan
Maksud dari kalimat perintah ini adalah mengajak seseirang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kalimat perintah ini biasanya diawali dengan kata ayo, yuk, atau mari. Dan contoh dari kalimat perintah ajakan yaitu :
  1. Ayo, kita menabung dibank !
  2. Yuk, lestarikan bumi !
  3. Mari lindungi satwa yang hampir punah !
E. Kalimat Perintah Bersyarat
Kalimat perintah bersyarat, yaitu kalimat perintah yang berisi syarat tertentu. Berikut ini adalah contoh dari kalimat perintah bersyarat :
  1. Jika pekerjaanmu telah selesai, pulanglah !
  2. Berdoalah, keinginanmu pasti akan terkabul !
F. Kalimat Perintah Sindiran
Kalimat perintah sindiran, yaitu kalimat yang disampaikan dengan maksud untuk menyindir. Dan berikut ini adalah contohnya :
  1. Lakukanlah, kalau kau tak malu !
  2. Bicaralah, kalau kau berani !
G. Kalimat Perintah Larangan
Kalimat perintah larangan adalah kalimat yang disampaikan dengan maksud melarang orang atau sekelompok orang untuk tidak melakukan sesuatu. Kalimat perintah larangan ditandai dengan penggunaan kata jangan, tidak boleh, atau dilarang. Berikut dibawah ini adalah contoh dari kalimat perintah larangan :
  1. Jangan mau diperbudak oleh orang lain !
  2. Dilarang membuang sampah disungai !
  3. Tidak boleh mencontek !
Sekian dari saya, semoga bermanfaat artikel berjudul Memahami Kalimat Perintah Dalam Bahasa Indonesia. Khususnya bagi saya, dan umumnya bagi Anda.