Showing posts with label Astronomi. Show all posts
Showing posts with label Astronomi. Show all posts

Sunday, March 20, 2016

Apakah Gunung Tertinggi Di Tata Surya?


Pertama, sebelum kita cari tahu apa benar Gunung Olympus di Mars jauh lebih tinggi daripada Gunung Everest, perlu diluruskan dulu bahwa Gunung Everest masih di Pegunungan Himalaya di Asia Selatan, belum pindah ke Indonesia. Kalau itu sampai terjadi, tak terbayangkan oleh saya kejadian katastrofe apa yang terjadi di Bumi sehingga Pegunungan Himalaya berpindah tempat. Gunung tertinggi di Indonesia adalah Puncak Jaya(Carstensz Pyramid) di Papua dengan ketinggian 4.884 m.
Perbandingan tinggi Puncak Everest di pegunungan Himalaya dan Gunung Mauna Kea di Bumi dengan Pegunungan Olympus di Mars. Kredit: Wikipedia
Perbandingan tinggi Puncak Everest di pegunungan Himalaya dan Gunung Mauna Kea di Bumi dengan Pegunungan Olympus di Mars. Kredit: Wikipedia
Gunung terbentuk dari proses tektonik atau proses vulkanisme (keluarnya magma ke permukaan melalui retakan atau terusan kepundan). Di Tata Surya ini, tidak cuma Bumi yang mempunyai gunung. Planet kebumian, bahkan satelit-satelit planet yang lumayan besar, juga mempunyai gunung. Sebagian gunung-gunung di luar Bumi ini terbentuk akibat tumbukan dengan meteoroid. Misalnya, di Merkurius ada pegunungan Caloris, yang tingginya tidak lebih dari 3.000 m; sedangkan di Bulan ada Gunung Huygens yang menjulang setinggi 5.500 m di atas Mare Imbrium.
Pegunungan Maxwell di Venus menjulang hingga sekitar 11.000 m. Bagaimana proses terbentuknya lokasi titik-titik tertinggi di Venus ini masih diperdebatkan. Sebagian ilmuwan berpendapat Pegunungan Maxwell terbentuk dari proses vulkanis, sedangkan sebagian yang lain mengatakan area tersebut mendapatkan tekanan dari segala arah seperti proses pembentukan pegunungan lipatan di Bumi (bayangkan karpet yang ditarik dari ujung-ujungnya secara bersama-sama, bagian tengahnya akan bergelombang).
Di Bumi, kita yang tinggal di wilayah Cincin Api (Ring of Fire) tentunya familiar dengan banyaknya gunung berapi baik yang masih aktif maupun tidak. Puncak Everest di Pegunungan Himalaya yang populer menjadi tujuan pendaki gunung dunia, adalah yang tertinggi di Bumi. Tingginya 8.848 m di atas permukaan laut. Bumi juga mempunyai pulau-pulau yang sejatinya adalah gunung yang mencuat dari dasar laut, misalnya Mauna Kea dan Mauna Loa di Hawaii. Mauna Kea dari permukaan laut “hanya” sekitar 4.207 m, tapi kalau diukur dari dasar laut, tingginya 10.100 m!
Bagaimana dengan planet tetangga? Setidaknya ada 7 gunung di Mars yang tingginya minimal 4.500 m. Tentunya kita masih ingat pendaratan dramatis robot pendarat milik NASA Curiousity di Mars. Robot sebesar mobil ini berhasil mendarat sekitar 10 km dari dasar Gunung Aeolis (Mount Sharp). Gunung ini “hanya” setinggi 5.500 m.  Yang paling tinggi di antara gunung yang tinggi-tinggi di Mars adalah Gunung Olympus. Gunung ini menjulang setinggi  25 km dari bentangan di sekelilingnya!
Gunung-gunung di Bumi biasanya diukur dalam satuan meter di atas permukaan laut. Tetapi, di Mars tidak ada laut, jadi digunakan acuan yang disebut aeroid, sebuah bola imajiner yang pusatnya berhimpitan dengan pusat planet Mars dan beradius 3.396.000 m (atau hampir sama dengan radius ekuator Mars). Jika dihitung dari aeroid ini, tinggi Gunung Olympus sekitar 21 km.
Uniknya, gunung ini juga luas. Dengan diameter 624 km (lebih dari setengah Pulau Jawa!) gunung ini tidak saja menjadi gunung tertinggi tapi juga terbesar di Tata Surya. Bandingkan dengan gunung Mauna Loa di Hawaii yang berdiameter 120 km dan tinggi 10 km. Salah satu penyebab mengapa Gunung Olympus bisa demikian besar adalah tingginya laju erupsi dan rendahnya gravitasi di Mars. Faktor penyebab lainnya adalah pergerakan kerak kedua planet berbeda. Di Bumi titik-titik yang “memproduksi” lava tetap, tetapi lempeng-lempeng kerak bumi bergerak di atasnya. Ketika lempeng itu bergerak, gunung berapi yang baru terbentuk, sedangkan yang lama menjadi mati/tidak aktif lagi. Dengan demikian total volume lava didistribusikan ke banyak gunung berapi. Pulau-pulau di Hawaii merupakan hasil dari pergerakan lempeng Pasifik ke arah barat laut. Di lain pihak, lempeng kerak Mars tidak bergerak dan lava menggunduk menjadi satu gunung berapi yang sangat besar akibat erupsi yang berulang-ulang.
Gunung Olympus, gunung tertinggi dan terbesar di Tata Surya, menjulang setinggi 25 km dari dasarnya dan berdiameter 624 km (kiri). Di puncaknya terdapat kaldera (kanan). Kredit: NASA/JPL-Caltech.
Gunung Olympus, gunung tertinggi dan terbesar di Tata Surya, menjulang setinggi 25 km dari dasarnya dan berdiameter 624 km (kiri). Di puncaknya terdapat kaldera (kanan). Kredit: NASA/JPL-Caltech.
Gunung Olympus tampak seperti tameng raksasa karena gunung ini termasuk landai. Saking landai dan besarnya, kalau kalian berdiri di lerengnya tanpa diberitahu berada di gunung, setelah melihat sekeliling mungkin kalian akan merasa berada di dataran yang melandai. Di satu sisi kalian melihat dataran yang melandai ke atas, sedangkan sisi lainnya melandai ke bawah.

Le Petit Prince sedang membersihkan gunung api di asteroid tempat tinggalnya. Kredit: The Estate of Antoine de Saint-Exupéry
Kalau kalian pernah membaca buku Le Petit Prince karya Antoine de Saint-Exupery, kalian pasti tahu pangeran yang ada dalam kisah itu tinggal di sebuah asteroid bernama B-612. Begitulah yang diyakini tokoh “aku” dalam buku tersebut. Diceritakan di asteroid tempat tinggal sang pangeran terdapat tiga buah gunung api, dua di antaranya masih aktif dan bisa digunakan untuk menghangatkan sarapan! Nah, apakah dalam kenyataan ada gunung di asteroid? Ada!
Wahana Dawn milik NASA, dalam perjalanannya menuju planet Kerdil Ceres melewati asteroid Vesta. Dawn pada bulan Juli 2011 memasuki orbit Vesta dan kemudian menemukan  gunung yang tingginya tiga kali lipat tinggi Gunung Everest! Gunung yang berada di tengah kawah Rheasilvia ini terjadi akibat tumbukan dan menjulang setinggi 22 km dengan bentangan sekitar 180 km! Gunung yang tingginya menyaingi Gunung Olympus di Mars!
Nah, kalau kalian gemar mendaki gunung dan seandainya berkesempatan berjalan-jalan di ruang angkasa, gunung mana yang akan kalian daki?

Wednesday, March 2, 2016

8 Fenomena Astronomi Yang Akan Terjadi Di Tahun 2014


Tahun 2013 akan segera berakhir dan tak lama lagi kita akan memasuki tahun baru 2014 yang juga akan di penuhi dengan fenomena-fenomena astronomi menarik yang tak kalah dengan fenomena astronomi tahun ini.

Dan berikut 8 fenomena astronomi yang akan terjadi di tahun 2014, cekidot gan 

1.Bintang Terang Regulus Akan Lenyap Untuk Sementara (20 Maret 2014)

Suatu peristiwa langit yang sangat langka diperkirakan akan hadir ketika sebuah asteroid secara singkat akan menyembunyikan salah satu bintang paling terang di langit dari pandangan kita.Asteroid yang dimaksud adalah 163 Erigone, dan bintang yang akan disembunyikan adalah Regulus, di konstelasi Leo.


Spoiler for pict + penjelasan bintang Regulus:


Astronesia-Regulus (α Leo / α Leonis / Alpha Leonis) adalah bintang paling terang di rasi Leo dan termasuk bintang yang cemerlang di langit malam. Rēgulus berasal dari bahasa Latin yang berarti pangeran atau raja kecil. Orang Yunani menyebutnya Basiliscus yang berarti sama.

Regulus memiliki tipe spektral B7V, suhu permukaan 10.300 ° Kelvin dan luminositas 150 kali Matahari.Ia memiliki massa 3,5 massa matahari dan diameter 3,2 kali Matahari.




Bintang ini berada pada jarak 77.5 tahun cahaya dari Bumi. Regulus merupakan sistem multi bintang yang terdiri dari empat bintang yang tergabung dalam dua pasang bintang. Regulus A terdiri dari bintang biru keputihan dan pasangannya yang belum diamati, berkemungkinan adalah bintang katai putih (white dwarf). Di depan Regulus A terdapat pasangannya yang terdiri dari Regulus B dan Regulus C, yang merupakan bintang redup.

Regulus berada di garis ekliptik, dan mengalam okultasi reguler dengan Bulan. Okultasi dengan Merkurius dan Venus juga dapat terjadi tetapi jarang. Okultasi Regulus oleh planet Venus terjadi pada 7 Juli 1959. Okultasi berikutnya diprediksikan pada tanggal 1 Oktober 2044. Matahari mencapai titik terdekat dengan Regulus sekitar tanggal 23 Agustus setiap tahun.

Regulus memiliki massa 3.5 kali Matahari dan merupakan bintang dengan usia muda, yaitu sekitar beberapa ratus juta tahun. Bintang ini berputar sangat cepat, yaitu 15.9 jam, menyebabkan perubahan warna yang sangat cepat

Regulus A adalah bintang yang cemerlang di langit malam dengan magnitudo yang mengesankan. Regulus B merupakan bintang katai kelas K2 yang jauh lebih redup dibandingkan komponen A. Komponen terakhir, Regulus C, adalah bintang merah kecil dan yang paling redup di antara tiga komponen serta saat ini bintang ini dalam proses obeservasi.

Nama lain bintang ini adalah :

Alpha Leonis, 32 Leo, Cor Leonis, Basilicus, Lion’s Heart, Rex, Kalb al Asad, Kabeleced, GJ 9316, HR 3982, BD +12° 2149/2147, HD 87901/87884, GCTP 2384.00, LTT 12716/12714, SAO 98967/98966, FK5 380, HIP 49669, TD1 14585.


Fenomena ini akan terlihat disepanjang jalur yang memiliki lebar 40 mil dari New York City ke Oswego di Amerika Serikat, dan terus ke barat laut Ontario, Kanada.

Untuk melihat fenomena ini,anda tidak perlu menggunakan teleskop atau teropong (sayang Indonesia ga kebagian).Regulus akan kembali terlihat sekitar 12 detik kemudian (walaupun singkat,tapi ini tetap menjadi fenomena astronomi yang sangat langka).




Quote:2. Mars Dan Gerhana Bulan (14-15 April 2014)

Quote:

Spoiler for pict:


Pada tanggal 14 April,Mars akan mendekat ke Bumi pada jarak 57.400.000 mil (92.400.000 km).Ini adalah pendekatan Mars terdekat dengan Bumi sejak 2008 silam.

Sepanjang malam, Mars akan menyerupai bintang yang menyilaukan yang bersinar dengan warna api, kecerahan akan menyamai Sirius, bintang yang paling cerah dari semua bintang di langit malam Bumi.Sebagai bonus, pada malam yang sama (sebenarnya dini hari,15 April),Amerika Utara akan menyaksikan gerhana bulan total saat bulan purnama akan tenggelam dalam bayang-bayang bumi. 


Quote:3. Gerhana Cincin, (28-29 April 2014) Yang Kemungkinan Hanya Dapat Dilihat Oleh Pinguin

Quote:

Spoiler for ilustrasi:




Gerhana Annular (cincin) ini mungkin hanya akan disaksikan oleh Pinguin,pasalnya karena akan terjadi di wilayah tak berpenghuni di Wilkes Land di Antartika. Sebuah gerhana matahari parsial juga akan terlihat di Australia.


Quote:4. Hujan Meteor Cerah Dari Jejak Debu Komet (P/209 LINEAR)

Pada hari Sabtu (24 Mei) planet kita diperkirakan akan menyapu sejumlah besar jejak debu yang tertinggal di ruang angkasa oleh komet kecil (dikenal sebagai P/209 LINEAR).Fenomena ini akan menyebabkan "hujan meteor"

5. Supermoon 2014 (10 Agustus 2014)

Spoiler for ilustrasi:



Pada tanggal 10 Agustus,Bulan akan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi yakni sekitar 221.765 mil (356.896 km).Pada saat itu, Bulan akan terlihat sangat terang dan besar sehingga di juluki "Supermoon".Fenomena ini akan menyebabkan pasang surut air laut (sangat rendah ke sangat tinggi)  selama beberapa hari ke depan.


Quote:6. Gerhana Bulan (8 Oktober 2014)

Quote:

Spoiler for ilustrasi:


Gerhana ini akan dapat dinikmati di bagian barat Amerika Utara, Kepulauan Hawaii, Asia Timur, Selandia Baru ,bagian timur Australia dan Indonesia (akhirnya dapat jatah juga).


Quote:7. Pertemuan Mars Dan Komet (19 Oktober 2014)

Spoiler for ilustrasi:


Sebuah komet akan mendekati planet Mars. Komet itu punya dua dampak, bisa mengancam misi manusia di Mars, tetapi juga sekaligus menjanjikan fenomena hujan meteor langka yang berpotensi disaksikan manusia secara online.

Komet yang dimaksud bernama C/2013 A1 atau disebut juga komet Siding Spring. Komet ditemukan pada 3 Januari 2013 oleh pemburu komet Robert McNaught di Siding Spring Observatory, New South Wales, Australia. Komet akan mencapai jarak terdekat dengan Mars pada 19 Oktober 2014.

Awalnya, ilmuwan memperkirakan bahwa komet itu akan menghantam planet merah. Namun, studi selanjutnya mengonfirmasi bahwa tumbukan mungkin takkan terjadi, tetapi mampu mengancam apa pun yang ada di orbit planet Mars.

Seperti dilansir dari Kompas,(9/12/2013), saat mencapai titik terdekat, komet itu bakal berjarak 173.000 km atau bahkan bisa 89.000 km. Sebagai perbandingan, komet terdekat yang pernah mencapai Bumi berjarak 3,5 juta km pada tahun 1770.

Dengan jarak itu, halo gas dan batu penyusun komet yang bisa merentang hingga ribuan kali diameter kometnya bisa mengancam apa pun yang ada, termasuk satelit buatan manusia yang berada di orbit Mars. Bill Cooke dari Marshall Space Flight Center di Alabama mengungkapkan bahwa pada 2 jam sebelum komet mencapai jarak terdekat, atmosfer Mars akan terdiri dari material setara 1.000 hingga 10.000 kali massa jenis batuan yang terdapat di orbit Bumi. Dengan fakta itu, maka misi Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) di Mars, MAVEN, bakal terancam.

Demikian juga dengan misi India yang baru saja diluncurkan minggu lalu. Kini, ilmuwan tengah merencanakan mitigasi. Sementara ada ancaman, ada juga pertunjukan spektakuler hujan meteor langka di Mars. Mark Lemmon dari Texas A7M University mengatakan, wahana Curiosity dan Opportunity di Mars bisa merekam kejadian itu.

"Ini mungkin akan menjadi hujan meteor paling intens yang pernah ada," kata Cooke. Dengan teknologi komunikasi saat ini, sangat mungkin hujan meteor itu bisa disaksikan secara online di internet.


Mungkin ini fenomena astronomi paling top di tahun 2014 menurut versi astronesia.Semua mata akan mengerah ke planet Mars pada saat Komet C/2013 A1(Siding Spring) yang ditemukan oleh Robert H. McNaught di Australia's Siding Spring Observatory, akan melintas sangat dekat dengan Mars.Komet ini akan sangat dekat dengan Mars yang akan menciptakan hujan meteor yang sangat spektakuler di permukaan

Quote:8. Gerhana Matahari Parsial (23 Oktober 2014)

Spoiler for ilustrasi:


Bayangan penumbra bulan akan jatuh lebih banyak di Amerika Utara serta Siberia timur, menghasilkan gerhana matahari parsial. Gerhana terbesar, dengan lebih dari empat perlima diameter matahari tertutup oleh bulan, akan terjadi pada M'Clintock Channel, sebuah lengan dari Samudra Arktik yang memisahkan Pulau Victoria dari Prince of Wales Island di Wilayah Nunavut, Kanada.



Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/52bbd97ea4cb17c64c8b45a9

Thursday, February 18, 2016

8 April Nanti Mars Dan Bumi Akan Saling Berdekatan





Tidak hanya akan berakhirnya support untuk Windows XP oleh Microsoft, tanggal 8 April besok juga terdapat hal menarik lain yang berasal dari luar angkasa.

Menurut sebuah laporan seperti yang termuat di Tottenham News (16/02), pada tanggal 8 April mendatang, Mars akan mendekat ke bumi. Jarak dari 2 planet ini hanya sekitar 92 juta mil saja.

Mendekatnya Mars dengan bumi disebabkan planet yang dihuni manusia ini setiap 2 tahun sekali selalu melewati jalur edar Planet Merah, serta jalur perputaran bumi juga lebih cepat dibandingkan dengan Mars.

Oleh karenanya, pada tanggal 8 April tersebut, diprediksikan, manusia di bumi dapat melihat planet Mars secara langsung tanpa menggunakan teleskop.

Pada tanggal itu, di langit akan muncul sebuah bola kecil berwarna merah menyala namun bukan matahari. Bagi yang ingin melihatnya secara detail, tentu saja harus menggunakan teleskop.

[das]





Sunday, December 29, 2013

Mirip Bumi, Kutub Utara Planet Mars Dipenuhi Salju


http://media.viva.co.id/thumbs2/2013/12/18/233620_cuplikan-video-animasi-3d-planet-mars_663_382.jpg
CUPLIKAN VIDEO ANIMASI 3D PLANET MARS

Mirip Bumi, Kutub Utara Planet Mars Dipenuhi Salju

Direkam dari pesawat ruang angkasa yangmengorbit di Planet Mars.


Sebuah video animasi 3D yang direkam dari pesawat ruang angkasa saat mengorbit di Planet Mars menunjukkan, di belahan utara Mars dipenuhi salju. Sangat mirip dengan Bumi.

Melansir Space, Rabu 18 Desember 2013, video mengenai keadaan dari kutub utara Planet Merah mengacu dari data Mars Express Probe European Space Agnecy, yaitu sebuah pesawat ruang angkasa yang sudah mengorbit di Mars selama satu dekade.

"Sama seperti Bumi. Belahan utara Mars juga beku seperti di kutub. Tapi, kandungan es di sana terbuat dari air beku dan karbondioksida, atau dikenal sebagai 'es kering'," kata seorang pejabat Badan Antariksa Eropa (ESA).

Luas permukaan yang tertutup es di bagian utara planet Mars itu berdiameter sekitar 621 mil atau setara 1.000 Km. Kutub utara Mars terdiri dari lapisan es yang tipis dan bercampur dengan debu. Para peneliti yakin kedalaman endapan debu sekitar 2 Km.

Selain ditemukan lapisan es, pesawat ruang angkasa itu berhasil menemukan sebuah ngarai atau lembah curam yang diberi nama Chasma Boreale. Panjang lembah itu sekitar 318 Km. Kemungkinan terbentuknya lembah disebabkan terpaan angin yang sangat kuat.

Pesawat Mars Express diketahui sudah dilengkapi radar untuk melihat keadaan bawah tanah dengan menggunakan gelombang radio frekuensi rendah. Gelombang itu mampu menembus lapisan bawah planet Mars.

"Fungsi dari radar itu melihat keadaan permukaan Mars dan melihat apakah di dalamnya terdapat baru, air, atau es," kata pejabat ESA.

Pesawat Mars Express adalah pesawat ruang angkasa pertama ESA yang dibuat untuk mengeksplorasi planet lain. Selain melakukan pemetaan es di Mars, pesawat juga mampu mendeteksi kandungan atmosfer dan menentukan lokasi pendaraan kendaraan robotik Mars Curiosity milik NASA. 



Sumber :http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/467194-video--mirip-bumi--kutub-utara-planet-mars-dipenuhi-salju

Friday, December 27, 2013

Apakah Komet Bisa Menabrak Planet?


Di tahun 2013, kata komet memang sering terdengar, karena ada komet yang sangat terkenal dan digadang-gadang akan jadi komet tahun ini saat ia mendekati Matahari. Namanya Komet ISON. Sayangnya komet ISON sudah mengakhiri hidupnya saat ia bertemu Matahari. Ia tak berhasil lolos dari keganasan panas Matahari untuk mempertontonkan keindahan ekor kometnya kembali saat melintasi Bumi.
Ilustrasi tabrakan komet.
Ilustrasi tabrakan komet.
Komet adalah tamu jauh bagi Bumi dan planet-planet dalam di Tata Surya karena ia datang dari dua kawasan luar Tata Surya kita. Wilayah paling luar Tata Surya kita yg berada pada jarak 50000 AU, dinamakan Awan Oort, mengirimkan komet-komet dengan periode (waktu komet tersebut dalam melakukan satu kali revolusi terhadap Matahari) panjang. Wilayah luar Tata Surya kita lainnya yang terletak lebih dekat, yakni sekitar 30 – 100 AU, dinamakan Sabuk Kuiper, mengirimkan komet-komet dengan periode pendek.
Perlu diingat bahwa temperatur benda di Tata Surya kita akan turun dengan bertambahnya jarak dari Matahari. Oleh sebab jaraknya yang demikian jauh, tak heran jika dua per tiga dari komposisi komet merupakan es dan salju, sedangkan sepertiga lainnya berupa debu batuan. Setiap komet punya inti berupa batuan es yang padat. Oleh karena itu, tak salah jika komet disebut juga sebagai ‘bola salju’ yang datang dari tepi luar Tata Surya kita.
Dalam perjalanannya, komet akan bergerak mendekati Matahari. Nah pada saat ia mendekati Matahari, maka lapisan es di komet akan mengalami pemanasan dan mulai menguap. Permukaan salju akan berubah menjadi gas dan bersama debu yang ada di komet mereka membentuk lapisan koma, awan yang menyelubungi inti komet. Selain terbentuknya koma, gas dan debu juga membentuk ekor komet yang panjangnya bisa mencapai 100 juta km! Semakin dekat dengan Matahari, semakin banyak pula es yang hilang. Jadi, jika sebuah komet sudah melakukan kunjungannya mendekati matahari hingga sekian kali, maka komet bisa saja kehilangan materi untuk membentuk ekor, menyisakan permukaan yang ditutupi debu gelap dan akan tampak seperti asteroid. Tak ada lagi lapisan es di luarnya yang tersisa.
Apakah komet bisa menabrak planet lain? Tentu saja. Dalam perjalanannya komet juga bisa bersinggungan dengan sebuah planet. Jika lintasannya terlalu dekat dengan planet tersebut, komet bisa mengalami gangguan gravitasi yang menyebabkan komet tersebut menabrak planet tadi. Selain itu, bisa juga orbit komet berubah akibat tabrakan dengan benda lain.
Dua abad lalu, planet Neptunus diduga ditabrak sebuah komet es raksasa yang menyebabkan anomali kandungan karbon monoksida di lapisan stratosfer Neptunus. Tapi, tabrakan komet dengan planet yang paling terkenal dan bisa diamati manusia di zaman modern ini adalah tabrakan komet Shoemaker-Levy 9 atau komet D/1993 F2 yang terjadi pada bulan Juli 1994. Komet yang ditemukan oleh suami istri Carolyn & Eugene M. Shoemaker dengan rekannya David Levy ini merupakan komet yang mengorbit Jupiter bukannya Matahari. Selain komet Shoemaker-Levy 9, pada tanggal 19 Juli 2009 dan 4 Juni 2010, Anthony Wesley dari Australia melaporkan adanya komet lain yang menabrak planet Jupiter. Selain itu, ada juga ilmuwan yang memperkirakan kalau riak pada cincin Jupiter dan Saturnus juga diakibatkan oleh tabrakan komet dengan materi di cincin kedua planet gas tersebut.
Di tahun 2014 nanti, komet C/2013 A1 (Siding Spring) yang ditemukan pemburu komet dari Australia Robert McNaught diperkirakan akan menabrak planet merah, Mars. Untuk kebenarannya, kita lihat saja nanti.
Ketika sebuah komet menabrak planet tidak hanya bisa menimbulkan bekas pada permukaan planet seperti terbentuknya kawah pada planet batuan seperti Bumi, tetapi juga bisa memberi pengaruh besar pada peradaban dan sejarah kehidupan sebuah planet.
Komposisi pembentuk komet kuat diduga adalah sisa materi yang juga membentuk Tata Surya pada awalnya. Oleh karena dugaan inilah, peristiwa tabrakan komet dengan sebuah planet, atau lebih tepatnya dengan Bumi, di tahap awal pembentukan Bumi, memegang peran yang sangat penting dalam sejarah evolusi Bumi. Para ilmuwan memperkirakan tabrakan komet dengan Bumilah yang dahulu membawa air dan molekul organik sehingga membentuk kehidupan di muka Bumi ini. Salah satu pemodelan lain yang dibuat para astronom juga menyebutkan bahwa, tabrakan komet-lah yang menghasilkan asam amino yang berperan penting dalam evolusi kehidupan di Bumi. Karena itu jika astronom bisa mempelajari komposisi komet maka pengetahuan astronom tentang proses pembentukan dan evolusi Tata Surya tentu akan bertambah.
Tapi di sisi lain, selain membawa benih penunjang kehidupan, tabrakan komet juga bisa menjadi petaka bagi kehidupan yang ada di sebuah planet. Tabrakan komet yang besar bisa mengakibatkan kepunahan massal, seperti yang diperkirakan pernah terjadi beberapa kali lalu sebelum manusia berpijak di Bumi.